a. Pengertian Tali Pusat
Tali pusat dalam istilah medisnya umbilical
cord. Merupakan suatu tali yang menghubungkan janin dengan uri atau plasenta.
Sebab semasa dalam rahim, tali inilah yang menyalurkan oksigen dan makanan dari
plasenta ke janin yang berada di dalamnya. Begitu janin dilahirkan, ia tidak
lagi membutuhkan oksigen dari ibunya, karena sudah dapat bernapas sendiri
melalui hidungnya. Oleh kerena itu sudah tidak diperlukan lagi, maka saluran
ini harus segera dipotong dan dijepit atau diikat (Vivian, 2010).
b. Fisiologi lepasnya tali pusat
Pada saat tali pusat terpotong maka
suplai darah dari ibu terhenti. Tali pusat yang masih menempel pada pusat bayi
lama kelamaan akan kering dan terlepas. Pengeringan dan pemisahan tali pusat
sangat dipengaruhi oleh jelly Wharton atau aliran udara yang mengenainya.
Jaringan pada sisa tali pusat dapat dijadikan tempat koloni oleh bakteri terutama
jika dibiarkan lembab dan kotor (Mitayani, 2010).
Pada sisa potongan tali pusat inilah
yang menjadi sebab utama terjadinya infeksi pada bayi baru lahir. Kondisi ini
dapat dicegah dengan membiarkan tali pusat kering dan bersih. Tali pusat dijadikan
tempat koloni bakteri yang berasal dari lingkungan sekitar.
Penyakit tetanus ini diderita oleh bayi
baru lahir yang disebabkan basil clostridium tetani yang dapat
mengeluarkan toksin yang dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit
dan merupakan “Tetanospasmin” yang bersifat neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan
dan spasme otot (Jitowijoyo dan Kristiyanasari, 2010).
c. Perawatan tali pusat
1) Pengertian
Perawatan adalah proses perbuatan, cara
merawat, pemeliharaan, penyelenggaraan. Hal yang paling terpenting dalam membersihkan
tali pusat adalah memastikan tali pusat dan area disekelilingnya selalu bersih
dan kering, selalu mencuci tangan dengan menggunakanair bersih dan sabun
sebelum membersihkan tali pusat. Selama tali pusat belum puput, sebaiknya bayi
tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke dalam air. Cukup diusap saja dengan
kain yang direndam air hangat. (Endang, 2010).
2) Tujuan Perawatan Tali Pusat
Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk
mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir. Penyakit ini disebabkan
karena masuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat, baik dari
alat yang tidak steril, pemakaian obatobatan, bubuk atau daun-daunan yang
ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi (Wiknjosastro,
2006).
Menyatakan bahwa tujuan merawat tali
pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru
lahir,sehingga tali pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak masuk
sehingga tidak terjadi
infeksi pada tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini disebabkan oleh Clostridium
tetani yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin
(racun), yang masuk melalui luka tali pusat
karena perawatan atau
tindakan yang kurang bersih (Saifuddin,
2002).
3) Cara Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat merupakan salah
satu perawatan neonatus terutama pada dua minggu pertama kehidupan. Ibu harus
menjaga tali pusat tetap bersih dan kering sampai akhirnya terlepas (Shelov, 2004).
Cara perawatan tali
pusat menurut JKPK-KR (2008) adalah :
a)
Jangan membungkus putung tali pusat atau
perut bayi atau
b)
mengoleskan cairan atau bahan apapun ke
putung tali pusat.
c)
Mengoleskan alkohol atau betadin (terutama
jika pemotongan tali pusat tidak terjamin DTT atau steril) masih diperkenankan
tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan basah atau lembab.
d)
Lipat popok dibawah putung tali pusat.
e)
Jika putung tali pusat kotor, bersihkan
(hati-hati) dengan air DTT/steril dan sabun kemudian segera keringkan secara seksama
dengan menggunakan kain bersih.
f)
Segera mencari bantuan jika tali pusat
menjadi merah, bernanah/berdarah, atau berbau.
4) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merawat tali pusat
Pada dasarnya merawat tali pusat adalah
tindakan sederhana. Walaupun sederhana, harus memperhatikan prinsip-prinsip seperti
selalu mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun, menjaga agar
daerah sekitar tali pusat tetap kering serta tali pusat tidak lembab, dan tidak
membubuhkan apapun pada sekitar daerah tali pusat. Karena bila hal-hal tersebut
tidak diperhatikan dapat mengakibatkan infeksi, dan bila terjadi infeksi
masalahnya tidak menjadi sederhana lagi (Sodikin, 2009).
Metode yang sekarang digunakan untuk
membersihkan tali pusat adalah dengan air matang atau air bersih tanpa diberi obat-obatan
seperti betadine atau alkohol (JNPK-KR, 2008). Selama tali pusatnya belum
puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke dalam air,
cukup dilap saja dengan air hangat.
Alasannya untuk menjaga tali pusat tetap
kering. Bagian yang harus dibersihkan adalah pangkal tali pusat bukan atasnya.
Untuk membersihkan pangkal ini harus sedikit mengangkat (bukan menarik tali
pusat). Sisa air yang menempel pada tali pusat dapat dikeringkan dengan kain
kassa steril atau kapas, setelah itu tali pusat dikeringkan (Sinsin, 2008).
Tali pusat harus dibersihkan sedikitnya
dua kali dalam sehari. Tali pusat tidak boleh ditutup rapat dengan apapun,
karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat
juga menimbulkan resiko infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup tutuplah dengan
longgar pada bagian atas tali pusat dengan kain kassa steril. Pastikan bagian
pangkal tali pusat dapat terkena udara dengan leluasa. Intinya adalah
membiarkan tali pusat terkena udara agar dapat mengering dan lepas (Ellen,
2008).
Sebaiknya tali pusat tidak perlu diberi
apa-apa, seperti obat luka. Akan tetapi jika tidak yakin, bisa ditutupi dengan
kain kassa steril. Namun jangan lupa untuk menggantinya setiap kali usai mandi,
si kecil berkeringat, terkena kotoran, dan basah. Hindari hal-hal yang aneh dan
berbau mistis seperti menaruh koin di atas tali pusat bayi, diberi kopi,
minyak, daun-daunan, kunyit (Ellen,2008).
5) Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya lepasnya tali
pusat
Lepasnya tali pusat menurut (Wawan, 2010)
dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah :
a)
Cara perawatan tali pusat, penelitian
menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air, sabun dan di tutup
dengan kassa steril cenderung lebih cepat puput (lepas) dari pada tali pusat
yang dibersihkan dengan alkohol.
b)
Kelembaban tali pusat, tali pusat juga tidak
boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab.
c)
Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga
menimbulkan resiko infeksi.
d)
Kondisi sanitasi lingkungan sekitar neonatus,
Spora C. Tetani yang masuk melalui luka tali pusat, karena tindakan atau
perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan.
e)
Timbulnya infeksi pada tali pusat, karena
tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan, misalnya
pemotongan tali pusat dengan bambu/gunting yang tidak steril, atau setelah
dipotong tali pusat dibubuhi abu, tanah, minyak daun-daunan, kopi dan
sebagainya.
6) Gangguan – gangguan pada tali pusat.
Tali pusat basah, berbau, dan
menunjukkan tanda-tanda radang yang jika tidak segera dibantu akan menyebabkan
sepsis, meningitis, dan lain-lain (Wiknjosastro, 2005). Pada pangkal tali pusat
dan daerah sekitarnya berwarna merah, ada cairan berbau, darah yang keluar
terus menerus (JKPK-KR, 2008).
Selain perawatan tali pusat, menurut
(Wiknjosastro, 2006) masih ada perawatan pada bayi sehari-hari lainnya antara
lain :
a) Memandikan bayi
b) Membungkus atau
membedong bayi
c) Merawat kuku dan
rambut bayi
d) Pijat bayi
good
BalasHapusgood
BalasHapusMohon informasinya untuk referensi sinsin 2008 itu judul bukunya apa y? Terimakasih
BalasHapusTerimakasih :-)
BalasHapus