1. Pengertian
1) Kista
merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi dimana saja dari tubuh.4
2) Kista ovarium (indung telur) adalah rongga berbentuk
kantung berisi cairan didalam jaringan
ovarium.5
3) Kista
ovarium mempunyai kemungkinan untuk berkembang menjadi tumor jinak maupun tumor
ganas.6
2. Klasifikasi Kista Ovarium
Klasifikasi tumor ovari,
sampai sekarang belum ada yang benar-benar memuaskan, baik pembagian secara
klinis maupun secara patologis anatomis.
Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
Golongan ini dibagi menjadi 2, yaitu kistik dan solid
1)
Tumor Kistik Ovarium
Tumor kistik ovarium merupakan jenis
yang paling sering terjadi terutama yang
bersifat non neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari corpus luteum. Tetapi disamping
itu ditemukan pula jenis yang betul merupakan neoplasma. Oleh karena itu, tumor
kistik dari ovarium yang jinak dibagi dalam golongan non neoplastik
(fungsional) dan neoplastik.7
(1). Kista
Ovarium Non Neoplastik (fungsional)
Macam-macam kista
ovarium non neoplastik (fungsional), yaitu:
a.
Kista Folikel
Kista folikel adalah struktur normal, fisiologis, sementara dan
seringkali multiple, yang berasal dari kegagalan resorbsi cairan folikel dari
yang tidak berkembang sempurna. Paling sering
terjadi pada wanita muda yang masih menstruasi dan merupakan kista yang
paling lazim dijumpai oleh ovarium normal. Diameter kista berkisar dari ukuran
mikroskopik sampai 8 cm (rata-rata 2
cm).
Kista folikel biasanya tidak bergejala dan menghilang dengan spontan
dalam waktu < 60 hari. Jika muncul gejala, biasanya menyebabkan interval
antar menstruasi yang sangat pendek atau sangat panjang. Perdarahan
intraperitoneal dan torsi merupakan komplikasi yang jarang terjadi. Kista yang
terus membesar dan menetap > 60 hari memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk kista < 4 cm adalah pemeriksaan
ultrasonografi awal, pemeriksaan ulang dalam waktu 6 minggu dan sekali lagi dalam waktu 8 minggu
jika kista tetap ada. Pada kista folikel > 4 cm atau jika kista kecil
menetap, pemberian kontrasepsi oral selama 4 - 8 minggu akan menyebabkan kista menghilang
sendiri.
b.
Kista Korpus Luteum
Korpus luteum disebut kista korpus luteum jika berukuran > 3 cm. Kadang-kadang diameter
kista ini dapat sebesar 10 cm (rata-rata 4 cm). Penyulit proses ini dapat
terjadi akibat perdarahan atau dari kista korpus luteum.
c. Korpus Teka Lutein
Gejala-gejala yang timbul biasanya
minimal (misalnya rasa penuh atau menekan pada pelvis), meskipun ukuran ovarium
seluruhnya dapat sebesar 10 - 20 cm.8
Macam-macam kista neoplastik, yaitu:
a. Kistoma Ovarii
Simpleks
Kistoma ovarii simpleks adalah kista yang permukaannya rata
dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar.
Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwana kuning.
b. Kistadenoma Ovarii Musinosum
Kista ini berasal dari teratoma. Namun, pendapat lain
mengatakan kista ini berasal dari epitel germinativum atau mempunyai asal yang
sama dengan Tumor Brenner. Bentuk kista multilokular, biasanya unilateral,
dapat tumbuh menjadi sangat besar.
Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan
perubahan degeneratif sehingga timbul perlakatan kista dengan omentum,
usus-usus dan peritoneum parietale. Selain itu, bisa terjadi ileus karena
perlekatan dan produksi musim yang terus bertambah akibat pseudomiksoma
peritonei.
c. Kistadenoma Ovarii
Serosum
Kista ini berasal dari epitel germinativum. Bentuk kista
umumnya unilokular, bila multilokular perlu di curigai adanya keganasan. Kista
ini dapat membesar, tetapi tidak sebesar kista musinosum.
Gambaran klinis pada kasus ini tidak klasik. Selain
teraba massa intraabdominal dapat timbul asites.
Kista dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan
struktur ektodermal berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol daripada mesoderm
dan entoderm. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian
kistik kenyal dan sebagian lagi padat. Dapat terjadi perubahan kearah
keganasan, seperti karsinoma epidermoid. Kista ini diduga berasal dari sel
telur melalui proses partenogenesis. Gambaran klinis adalah nyeri mendadak
diperut bagian bawah karena torsi tangkai kista.9
2) Tumor Solid Ovarium
(1) Fibroma Ovarii
Tumor ini
dapat mencapai diameter 2 sampai 30 cm, dan beratnya dapat mencapai 20
kilogram, dengan 90% unilateral. Permukaannya tidak rata, konsistensi keras,
warnanya merah jambu keabu-abuan. Tentang kepadatan tumor, ada yang
konsistensinya memang betul-betul keras yang disebut fibroma durum; sebaliknya,
ada yang cukup lunak dan disebut fibroma molle. Kalau tumor dibelah,
permukaannya biasanya homogen. Akan tetapi, pada tumor yang agak besar mungkin
terdapat bagian-bagian yang menjadi cair karena nekrosis.
(2) Tumor Brenner
Besar tumor ini baraneka ragam, dari yang kecil (garis tengahnya kurang
dari 5 cm) sampai yang beratnya beberapa kilogram. Lazimnya tumor unilateral,
yang pada pembelahan berwarna kuning muda menyerupai fibroma, dengan
kista-kista kecil (multikistik). Kadang-kadang pada tumor ini ditemukan sindrom
meigs.
(3)
Maskulinovoblastoma
(adrenal cell rest tumor)
Tumor ini
sangat jarang, dalam kepustakaan dunia hingga kini hanya dilaporkan 30 kasus.
Tumor ini biasanya unilateral dan besarnya bervariasi antara 0,5 - 16 cm
diameter.
Tentang asalnya ada beberapa teori,
yang mendapat dukungan ialah 2 teori, yang satu menyatakan bahwa tumor berasal
dari sel-sel mesenkhim folikel primordial, yang lain mengatakan dari sel
adrenal aktopik dalam ovarium.10
3. Etiologi
Belum jelas diketahui,
ovarium bertambah tua dalam fungsi tetapi tak pernah menjadi tua untuk menjadi kanker.11
4. Anatomi dan Fisiologi
Organ Genetalia Interna Wanita
Organ genetalia wanita
terdiri dari dari organ genetalia eksterna dan organ genetalia interna. Tapi
dalam bab ini, penulis membagi hanya pada organ genetalia interna, sesuai
masalah yang akan di bahas yaitu kista ovarium yang ada ovarium ini terletak
pada organ genetalia interna.
1)
Vagina
Merupakan suatu penghubung antara introitus dan uterus.
Arahnya sejajar dengan arah dari pinggir atas simfisis kepromontorium. Dinding
depan dan belakangnya berdekatan satu sama lain, masing-masing panjangnya 6,5
cm dan 9 cm.
Uterus berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang sedikit gepeng kearah muka
belakang, ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri
atas otot-otot polos, ukuran panjang uterus adalah 7 - 7,5 cm, dan lebar diatas
5,25 cm, tebal 2,5 cm.
3)
Tuba Fallopii
Tuba Fallopii terdiri atas:
(1)
Pars interstisialis terletak di
bagian yang terdapat didinding
(2)
Pars ismika, merupakan bagian
medial tuba yang sempit seluruhnya.
(3)
Pars ampularis terletak
dibagian yang berbentuk sebagai saluran agak lebar, tempat konsepsi terjadi.
(4)
Infundibulum terletak dibagian
ujung tuba yang terbuka kearah abdomen
da mempunyai fimbria.
4) Ovarium
Pada wanita umumnya mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri,
yang dengan mesovarium menggantung dibagian belakang ligamentumlatum, kiri dan
kanan. Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran
panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal
kira-kira 1,5 cm.12
5. Patofisiologi
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang merupakan pembesaran sederhana
konstituen ovarium normal, folikel degraft atau korpus luteum atau kista ovarium dapat
timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epitelium ovarium.13
Pertumbuhan tumor ovarium dapat
memberikan gejala karena besarnya, terdapat perubahan hormonal atau penyulit
yang terjadi. Tumor-tumor yang
diameternya kecil sering ditemukan secara kebetulan dan tidak memberikan gejala
klinik yang berarti.
Gejala klinis akibat kista ovarium dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Tanpa Gejala
2) Gangguan Gastrointestinal:
(1) Mual/muntah
(2) Diare
(3) Ketidaknyamanan (perut terasa
penuh, penuh dengan gas (gas sensation))
3)
Manifestasi Gangguan Hormonal
(1)
Hiper-estrogen (granulos sel tumor)
a. Pubertas prekok
a.
Hyperplasia
glandulare-adenokarsinoma endemetrium
b.
Perdarahan ireguler/perdarahan
pascamenopause
(2) Hormon Androgen
(arenoblastoma)
a.
Virilisasi penderita
(hirsutisme, perubahan suara, hipertrofi)
(3)
Paratiroid Substansi Hormon:
a.
Hiperkalsemia darah
b.
Osteoporosis
4) Manifestasi
gangguan sirkulasi (edema tungkai bawah dan tromboflebitis, metastase
peritoneum, asites)
(1) Riwayat
Keluarga ada yang menderita kista ovarium. Adanya keluhan yang bersifat
insidius/tidak jelas atau semu, silent/tersembunyi,
perut teras penuh, perut terasa penuh gas (bloating
sensation), dan perdarahan ireguler pasca menopause.
(2) Palpasi
Mungkin teraba tumor kecil atau sudah
besar.
(3) USG (Ultrasonografi)
Perlu pengalaman ultrasonografer. Ultrasonografi aliran darah dinamik lebih meyakinkan.
(4) Tumor marker
Sesuatu yang
memberi ciri atau yang dipakai sebagai ciri, substansi biokimia yang menunjukkan neoplasia, yang
spesifik, sensitive dan proporsional terhadap muatan tumor.14
7. Penatalaksanaan
Dapat dipakai sebagai
prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor ovarium non neoplastik tidak. Kista ovarium
tidak berbahaya selama kondisi jinak, tetapi kista dapat membesar yang menyebabkan nyeri dibagian
perut. Pengobatan yang dilakukan tergantung pada umur, jenis dan ukuran kista
dan gejala-gejala yang diderita.15
1)
Penatalaksanaan kista non neoplastik (fungsional)
Pemberian kontrasepsi oral setiap hari selama 4 - 8
minggu akan menghilangkan 80% massa ovarium kistik fungsional yang tidak
memerlukan pembedahan. Pembedahan lesi-lesi jinak pada pasien pre menopause
adalah pengangkatan lesi (kistektomi), bukan ooforektomi. Indikasi umum
tindakan operasi merupakan indikasi pembedahan eksplorasi pada pasien dengan
tumor ovarium.8
2)
Penatalaksanaan Kista Ovarii
Simpleks
Penatalaksanaan dengan pengangkatan
kista dengan reseksi ovarium.
3)
Penatalaksanaan Kistadenoma
ovarii musinosum
Penatalaksanaan dengan mengangkat kista in toto tanpa fungsi terlebih dulu
dengan atau tanpa salpingo-ooforektomi tergantung besarnya kista.
4)
Penatalaksanaan Kistadenoma
Serosum
Penatalaksanaan umumnya sama dengan kistadenoma ovarii
musinosum.
5)
Penatalaksanaan Kista Dermoid
Penatalaksanaan dengan mengangkat kista dermoid bersama
seluruh ovarium.9
Sumber:
1.
Faisal Yatim. Penyakit
Kandungan. Pustaka Populer Obor. Jakarta: 2008;17
2.
Ida Bagus Gde Manuaba. Ilmu
Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta. EGC: 1998; 416
3.
Sastrawinata, Ginekologi. Universitas
Padjadjaran Bandung. Bandung; 1998; 176-182
4.
Ralp, Martin, Buku Saku
Obstetri dan Ginekologi, 2009, Hal. 571-594
5.
Mansjoer Arief. Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius, 2001; 338-389
6.
Hanifa Wiknjosastro. Ilmu
Kandungan. Editor. Abdul Bari Saifuddin, Trijatmo Rachimhadhi. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo Jakarta: 2007; 362-365
7.
Murah Manoe, Syahrul Rauf, Hendrie
Usmany, Pedoman Diagnosis Terapi Obstetri
dan Ginekologi, Jakarta: 1999; 250
8.
Hanifa Wiknojosastro. Ilmu Kebidanan.
Editor. Abdul Bari Saifuddin, Trijatmo Rachimhadhi. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo Jakarta: 2005; 34-44
9.
Suzanne C Smeltzer, Brenda G
Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta. EGC: 2002; 1555-1557
10.
Ida
Ayu Chandranita M, Ida Bagus Fajar M, Ida Bagus Gde M. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi dan
Obstetri-Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC, 2008; 333-337
thanks admin sudah berbagi informasi , disni juga bagus informasi mengenai kista ovarium atau bisa juga kesini http://www.tanyadok.com/sehat-wanita/kapan-kista-ovarium-disebut-bahaya
BalasHapus