Laman

Selasa, 28 Februari 2012

Konsep Dasar BBLR


1.      Pengertian
Berikut ini dikemukakan beberapa defenisi tentang BBLR, yaitu:
a.       Berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram (Prawirohardjo, 2006)
b.      Berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (Sarifuddin, 2002)
c.       Bayi bobot lahir rendah (BBLR) adalah berat badannya kurang   dari 2500 gram (Kompas, 2008)
d.      BBLR adalah berat badan lahir antara 1500 – 2500 gram (Sarifuddin, 1998)
Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa BBLR adalah berat badan bayi pada saat lahir kurang dari normal atau kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.
2.      Klasifikasi BBLR
BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a.       Prematur Murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK) (Ridwanamiruddin, 2007)
b.      Dismatur
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat seharusnya untuknya masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami reterdasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK) (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 2002)
3.      Etiologi
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR.
a.       Faktor ibu
1)    Penyakit
Malaria, anemia, sipilis, infeksi TORCH, dan lain-lain.
2)    Komplikasi pada kehamilan
Komplikasi yang terjadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm.
3)    Usia ibu dan paritas
Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan usia > 35 tahun.
4)    Faktor kebiasaan ibu
Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika.
b.      Faktor janin
Prematur, hidramnion, kehamilan kembar/ganda (gemeli), kelainan kromosom.
c.       Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh diantaranya tempat tinggal di dataran tinggi, radiasi, sosial ekonomi.
4.      Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain:
a.       Hipotermia
b.      Hipoglikemia
c.       Gangguan cairan dan elektrolit
d.      Hiperbilirubin
e.       Sindrom gawat nafas
f.       Infeksi
g.      Perdarahan intraventrikuler
h.      Apnea of prematurity (Isran, 2007).
5.      Karakterisitik Klinis
a.       Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm, lingkar kepala kurang dari 35 cm.
b.      Masa gestasi kurang dari 37 minggu
c.       Kulit tipis dan transparan, tampak mengkilat, dan licin
d.      Kepala lebih besar daripada badan
e.       Rambut lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga, dan lengan
f.       Lemak subkutan kurang
g.      Tulang rawan dan daun telinga belum cukup matur
h.      Ubun-ubun dan sutura lebar
i.        Rambut tipis, halus, dan teranyam sehingga sulit terlihat satu persatu
j.        Puting susu belum terbentuk dengan baik
k.      Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltic usus dapat terlihat
l.        Genetalian belum sempurna, labia maniro belum tertutup oleh labia mayora (pada wanita), testis belum turun (pada laki-laki)
m.    Otot masih hipotonik, sehingga kedua tungkai abduksi, sendi lutut dan sendi kaki dalam fleksi dan kepala menghadap kesatu jurusan.
n.      Tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering terdapat serangan apnu, banyak tidur.
o.      Kalau bayi lapar biasanya menangis, gelisah, aktifitas bertambah.
p.      Refleksi mengisap dan menekan belum sempurna
(Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 2002 dan Ilyas, 2003)
6.      Penatalaksanaan
Bayi dengan BBLR yang perlu diperhatikan adalah pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan, dan siap sediaan tabung oksigen. Pada bayi prematur makin pendek masa kehamilan makin sulit dan banyak persoalan yang akan dihadapi dan makin tinggi angka kematian perinatal. Biasanya kematian disebabkan oleh gangguan pernafasan, infeksi, cacat bawaan dan trauma pada otak. Penatalaksanaan umum pada BBLR yaitu:
a.       Membersihkan jalan nafas
b.      Memotong tali pusat dan perawatan tali pusat
c.       Membersihkan badan bayi dengan kapas dan baby oil/minyak
d.      Membungkus bayi dengan kain hangat
e.       Pengkajian keadaan kesehatan pada bayi berat badan lahir rendah
f.       Pengaturan suhu lingkungan dengan bayi dimasukkan dalam inkubator dengan suhu yang diatur yaitu :
1.   Berat badan di bawah 2 kg 35oC
2.   Berat badan 2 kg sampai 2,5 34 oC
3.   Suhu inkubator diturunkan 1 oC setiap minggu sampai bayi dapat ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar 25-27 oC.
g.      Pemberian nutrisi yang adekuat. Apabila daya isap belum baik maka bayi dicoba untuk menetek sedikit demi sedikit. Apabila bayi belum bisa menetek pemberian ASI dengan memakai sendok atau pipet. Apabila bayi belum ada refleks isap dan menelan harus dipasang selang penduga lambung / sonde fooding.
h.      Mencegah infeksi dengan memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
i.        Penimbangan ketat Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh karena itu penimbangan ketat berat badan dilakukan dengan ketat (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 2002 dan Ilyas, 2003)
Pelaksanaan khusus pada BBLR dibagi 2 yaitu:
a.       Untuk berat lahir kurang dari 1500 gr
1)    Keringkan secepatnya dengan kain hangat
2)    Kain yang basah sebaiknya diganti dengan kain yang kering dan hangat. Pertahankan tetap hangat.
3)    Berikan lingkungan hangat dengan cara kontak kulit ke kulit dan bungkus dengan kain hangat.
4)    Berikan lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm dari bayi.
5)    Kepala bayi ditutup dengan topi
6)    Berikan oksigen
7)    Tali pusat dalam keadaan bersih
8)    Tetesi ASI bila dapat menelan. Bila tidak dapat menelan langsung di rujuk ke RS.
b.      Untuk berat lahir 1500 – 2500 gr
1)      Keringkan secepatnya dengan kain hangat
2)      Kain yang basah sebaiknya diganti dengan kain yang kering dan hangat. Pertahankan tetap hangat.
3)      Berikan lingkungan hangat dengan cara kontak kulit ke kulit dan bungkus dengan kain hangat.
4)      Berikan lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm dari bayi.
5)      Kepala bayi ditutup dengan topi
6)      Berikan oksigen
7)      Tali pusat dalam keadaan bersih
8)      Beri ASI. Bila tidak dapat mengisap tapi bisa menelan tetesi langsung dari puting.
9)      Bila tidak dapat menelan langsung dirujuk di RS.

Sumber :
1.      Hanifa W, Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo, 2005.
2.      Cunningham. Obstetric Williams, edisi 21.Jakarta : EGC. 2008
3.      Abdul Bari S, Gulardi Hanif W, Biran Affandi, Djoko Waspodo. Editor Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP. 2002.
4.      Gulardi Wiknjosastro. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Obstetri Esensial. Jakarta : JNPK – KR. 2008.
5.      Klein, Susan. Panduan Lengkap Kebidanan. Yogyakarta : Pallmall . 2008.
6.      Saifuddin, A.B.  Buku  Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.  Jakarta : EGC. 2000.
7.      Varney, Helen. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Ed. 4, Vol. 1. Jakarta : EGC. 2007.
8.      Dorland, W.A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland, E/29. Jakarta : EGC. 2002.
9.      Manuaba I.B.G. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. 1998.
10.  Bibilung, 2008. Gizi Ibu Hamil dan Bayinya, Wordpress.com, Akses 17 Maret 2008.
11.  Djelantik, G dkk, Perawatan Metode Kanguru, Perkumpulan Perinatologi Indonesia (PERINASIA), Jakarta.
12.  Ilyas Jumiarti, dkk, 1993, Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI, Jakarta.
13.  Ridwanominuddin, 2007, Tumbuh Kembang Anak, akses 17 Maret 2007.
14.  Prawirohardjo S, 2002 , Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono, Jakarta.
15.  Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 2002, Ilmu Kesehatan Anak                Jilid 3, Bagian Ilmu Kesehatan Anak UI, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar