Laman

Sabtu, 04 Februari 2012

BBLR dan Permasalahannya

Ada beberapa permasalahan BBLR yang akan dibahas adalah hipotermia, rendahnya daya tahan terhadap infeksi, enterokolitis, neokrotikans dan kebutuhan bayi berat lahir rendah
 
Hipotermia
salah satu ciri BBLR terutama BKB adalah mempunyai suhu yang tidak stabil dan cenderung hipotermia (suhu < 36,5  ̊ C). Stress dingin dapat meningkatkan angka kematian dan menghambat pertumbuhan sedangkan hipertermia dan suhu yang berfluktuasi dapat menimbulkan apnue. Suhu yang cenderung hipotermia disebabkan oleh produksi panas kurang dan kehilangan panas kurang dan kehilangan panas yang tinggi. Panas kurang diproduksi karena sirkulasi yang masih belum sempurna, respirasi masih lemah, konsumsi oksigen yang rendah, otot yang belum aktif dari permukaan tubuhyang relatif luas dan lemak subkutan yang kurang, terutama lemak coklat (brown fat). mekanisme kahilangan panas pada bayi dapat terjadi melalui konduksi, evaporasi, konveksi, dan radiasi.
Hipotermia dapat mengakibatkan komplikasi jangka pendek berupa asidosis hipoglikemia, dan gangguan pembekuan darah serta peningkatan risiko untuk distres pernafasan. apabila berkepanjangan, hipotermia dapat menyebabkan edema, sklerema, perdarahan hebat (terutama perdarahan paru), dan ikterus.

Rendahnya daya Tahan Terhadap Infeksi
Bayi berat lahir rendah terutama BKB sangat rentan terhadap infeksi terutama infeksi nosokomial. hal ini disebabkan oleh kadar imunoglobulin serum yang rendah. Risiko untuk mendapat infeksi nosokomial meningkat apabila beberapa bayi dirawat bersama dalam satu inkubator, sesuatu hal yang masih terjadi di negara berkembang, bayi terlalu lama dirawat di rumah sakit serta risiko perawat-pasien tidak seimbang.

Apnue Pada Bayi Kurang Bulan
Kelainan ini terjadi akibat ketidakmatangan paru dan susunan saraf pusat. Apnue didefinisikan sebagai periode tak bernafas selama lebih dari 20 detik dan disertai bradikardia. Kelainan ini dapat ditemukan pada pemantauan yang teliti secara rutin dan terus menerus dipantau sampai apnue hilang selama satu minggu. Pemberian teofilin dapat mengurangi kejadian apnue sekitar  60-90%.

Enterokolitis Neokrotikans
Prematuritas merupakan faktor risiko terjadinya enterokolitis nekrotikans (EKN) pada neonatus. Kenaikan angka harapan hidup BKB menyebabkan kenaikan terjadinya EKN. Kejadian EKN tertinggi pada bayi berat < 1500 gr. Etilogi penyakit ini multifaktor, yaitu faktor yang menyebabkan trauma hipoksik iskemik pada saluran cerna yang masih imatur, kolonisasi bakteri patogen, dan substrat protein berlebihan dalam lumen. Pemberian ASI dapat mencegah/ mengurangi kejadian EKN karena ASI merupakan cairan normo-osmolar dan mengandung makrofag, limfosit, dan imunoglobulin yang mencegah kolonisasi bakteri patogen.

Kebutuhan Bayi Berat Lahir Rendah
Bayi berat lahir rendah, dalam hal ini bayi kurang bulan, kehilangan kesempatan untuk mempersiapkan diri hidup di luar uterus yang biasanya terjadi pada trimester ketiga. Makin muda usia gestasi, kemampuan beradaptasi semakin berkurang. Agar mendapat peluang beradaptasi yang sama dengan bayi cukup bulan maka harus diberikan lingkungan dan sama dengan keadaan di dalam uterus. Monintja merumuskan kebutuhan tersebut sebagai berikut :
  • Kebutuhan lingkungan fisik yang sesuai dengan pengaturan suhu kelembaban udara dan kebersihan lingkungan.
  • Kebutuhan akan perfusi dan oksigenasi jaringan yang baik agar fungsi metabolisme dan elektrolik dapat berlangsung adekuat.
  • Kebutuhan nutrisi yang sesuai dan adekuat yang menjamin tumbuh kembang optimal.
  • Kebutuhan emosional dan sosial yang menunjang tumbuh kembang yang baik.
Sumber : Metode Kanguru. Perinasia



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar