2.1.1. Pengertian Pap smear
Pemeriksaan sitologi vaginal yang teratur dan berkala dilakukan untuk
kepentingan diagnosis dini karsinoma servis uteri dan karsinoma uteri karena Papanicolau dalam tahun 1928 yang
menganjurkan cara pemeriksaan ini, maka sekarang sudah lazim penggunaan istilah
Pap’Smear 10`
Pap
smear adalah upaya pengambilan cairan dari vagina untuk melihat kelainan
sel disekitar leher rahim. Tes Pap smear adalah
suatu langkah skrining bukan pengobatan, oleh karena itu semakin dini gejala
awal penyakit kanker rahim diketahui, semakin mudah pengobatan dan
penanganannya.4
Pap smear adalah suatu pemeriksaan
dengan cara mengusap leher rahim atau scrapping,
untuk mendapatkan sel-sel leher rahim untuk kemudian diperiksa. Pap smear juga merupakan tes skrining
untuk mendeteksi dini perubahan atau abnormalitas dalam serviks sebelum sel-sel
tersebut menjadi kanker, atau suatu metode pemeriksaan sel-sel yang
diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa dengan menggunakan mikroskop
untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari sel tersebut.6,11
2.1.2. Manfaat pemeriksaan Pap
smear
1) Evaluasi sitohormonal
Menentukan status hormonal seorang wanita, menentukan adanya gangguan hormonal,
menentukan ada tidaknya ovulasi pada kasus infertilitas, menentukan apakah
kehamilan muda terancam abortus, dan menilai ada tidaknya stimulasi estrogen
pada wanita yang telah melakukan ooforektomi
atau mereka yang mendapatkan terapi estrogen peroral.
2) Mendiagnosis peradangan
Peradangan
pada vagina dan serviks pada umumnya dapat didiagnosis baik peradangan akut maupun kronis sebahagian
besar akan memberikan gambaran perubahan sel yang khas pada sediaan apusan Pap
sesuai dengan organisme penyebabnya.
3) Indetifikasi organisme penyebab peradangan
Pada umumnya
organisme penyebab peradangan pada vagina dan serviks sulit diidentifikasi dengan
pulasan Pap, tetapi beberapa macam
infeksi oleh kuman tertentu menimbulkan perubahan sel yang khas pada
sediaan apusan Pap sehingga berdasarkan perubahan yang ada pada sel tersebut dapat diperkirakan organisme
penyebabnya.
4) Mendiagnosa kelainan pra kanker (displasia) serviks dan
kanker serviks dini atau lanjut (karsinoma
insitu/invasif )
Manfaat sitoligi apusan
Pap yang paling banyak dikenal dn digunakan adalah sebagai alat pemeriksaan
untuk mendiagnosis lasi prakanker atau kanker serviks.
5) Memantau hasil terapi
Memahami
hasil terapi kasus infertilitas atau gangguan endokrin terapi radiasi pada
kasus kanker serviks yang telah dioperasi atau diobati dengan radiasi, dan
hasil terapi lesi prakanker.12
Selain itu
pemeriksaan sitologi vagina dapat dipakai juga untuk secara tidak langsung
mengetahui fungsi hormonal karena pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan
perubahan-perubahan khas pada sel-sel selaput vagina.8
Pemeriksaan
sitologi dari cairan liang senggama dan cairan apa saja untuk menetapkan secara
dini kemungkinan adanya keganasan dikemukakan bahwa sel yang lepas dapat dicat dan diperiksa untuk
mendapatkan kemungkinan keganasan secara dini.
2.1.3. Indikasi
Pemeriksaan Pap smear
Meskipun Pap smear tidak dengan sendirinya
mencegah kanker, pemeriksaan ini merupakan cara mendeteksi adanya perubahan
yang bersifat pra kanker. Apabila kelainan ini diterapi, kanker biasanya tidak
akan berkembang. Sehingga dengan melakukan suatu Pap smear dan berbagai lanjutan yang anda perlukan sebenarnya
melakukan tindakan pencegahan terhadap kanker. Alasan para wanita untuk tidak
melakukan Pap smear biasanya adalah
psikologis.13
Ketakutan yang lain
adalah kalau Pap smear akan
menyatakan bahwa mereka menderita kanker
sehingga mereka lebih memilih tidak mengetahuinya dan menghindarinya dan mereka
secara salah menganggap bahwa kegunaan pemeriksaan Pap smear adalah tes untuk kanker. Padahal tes tersebut adalah
untuk melihat perubahan yang bersifat prakanker. Akan tetapi, pada kejadian di sekolah yang remaja putrinya
berkelompok masing-masing enam orang ditanya Mengapa anda memerlukan Pap smear, sebagian besar telah yakin
bahwa tes tersebut adalah untuk mendeteksi kanker. Hal ini mengkhawatirkan
bukan saja karena mereka telah mendapat informasi yang salah dan akan hidup
dengan seseorang yang pada akhirnya akan mengatakan pada mereka hal yang benar,
tetapi juga karena banyak wanita yang tidak menganggap diri mereka sendiri masuk dalam kelompok risiko terkena kanker leher rahim. Gagasan
yang salah tentang hal ini menjadikan tes tersebut tidak berperanan penting
bagi mereka sehingga menyakinkan mereka bahwa tes tersebut tidak ditujukan bagi
mereka dan oleh karena itu, mereka merasa tidak perlu melakukan tes tersebut. Semua
wanita berada pada risiko terkena kanker leher rahim sehingga merupakan alasan mengapa Pap smear dilakukan.13
Adapun golongan berisiko
kanker serviks yang harus melakukan pemeriksaan Pap smear adalah :
1)
Wanita yang aktif secara
seksual yaitu memiliki riwayat seksual
pertama pada usia di bawah 15 tahun, juga berisiko bila berhubungan dengan pria
yang melakukan hubungan seks dengan beberapa mitra seks atau berganti-ganti pasangan.
2)
Wanita yang mengkonsumsi
kantrasepsi oral dalam jangka panjang yaitu lebih dari 5 tahun dapat
menimbulkan risiko relatif 1,53 kali. WHO (World
Health Organization) melaporkan risiko relatif pada pemakaian oral sebesar
1,19 kali dan meningkat sesuai lamanya pemakaian.
3)
Wanita yang merokok, karena bahan
yang berasal dari tembakau yang dihisap seperti nikotin yang masuk ke dalam
tubuh bereaksi atau terangsang dan menimbulkan infeksi virus dan konsentrasi
nikotin pada getah serviks 56 kali lebih tinggi dibandingkan dalam serum.
4) Wanita yang kurang mengkomsumsi
bahan makanan yang mengandung bahan antioksidan yang dapat mencegah kanker
seperti sayuran yang berwarna hijau, wortel, tomat, brokoli, kol, jeruk, anggur
dan bawang.14
2.1.4. Tata Cara Pelaksanaan Pap
smear
Pemeriksaan apusan Pap
merupakan suatu keharusan bagi wanita sebagai sarana pencegahan dan deteksi
dini kanker serviks yang seyogyanya dilaksanakan oleh setiap wanita yang telah
menikah dengan umur kurang lebih 65 tahun, bila dua kali pemeriksaan apusan Pap smear terakhir negatif dan tidak
mempunyai riwayat hasil pemeriksaan abnormal sebelumnya. Departemen kesehatan
menganjurkan bahwa semua wanita yang memiliki usia 20 – 60 tahun harus
melakukan Pap smear paling tidak
setiap lima
tahun.13
The British Medical Association Family Health Enccyclopedia
menganjurkan bahwa seorang wanita harus melakukan Pap smear dalam 6 bulan setelah pertama kali melakukan hubungan
seksual, dengan periksa Pap smear
kedua 6-12 bulan setelah Pap smear
pertama (arena suatu perubahan kecil dapat menghilangkan suatu abnormalitas
dalam suatu Pap smear) dan hasil yang
diberikan adalah normal pada selang waktu 3 tahunan selama masa hidupnya. Para ahli di Maria
Stopes Internasional menganjurkan agar kita melakukan Pap smear setiap tahun meskipun itu tidak memungkinkan bagi NHSS (National Health Surveillance System)
untuk memberikan suatu pelayanan regular.13
Pemeriksaan
ini harus dilaksanakan secara berkala minimal satu tahun sekali walaupun wanita
itu tidak mempunyai keluhan pada organ saluran genital, karena kanker serviks
pada stadium dini biasanya tanpa keluhan dan dengan mata biasa tidak mungkin
dapat dideteksi. Pemeriksan skrining apusan Pap
smear berkala, diharapkan dapat menemukan kasus-kasus kanker serviks dini
atau lesi pra kanker yang belum menimbulkan gejala secara klinik, sehingga
dapat dilakukan terapi secara tuntas.12
1) Cara Pengambilan Cairan
Untuk Pap smear
Bahan pemeriksanan apusan ;
(1) Sekret vaginal, diambil dengan menghapus dinding lateral vagina sepertiga bagian atas.
(2) Sekret
servikal (endoserviks), diambil dengan menghapus seluruh permukaan serviks sekitar orifisium uteri eksternum (OUE)
(3) Sekret Endoservikal, sekret diambil
dengan menghapus mukosa endoserviks dan daerah squamo- columna jungtion.
4) Sekret en dometrial, diambil dengan menghapus
mukosa endometrium dalam kavum uteri dengan
alat khusus disebut sapu endometrium.
(5) Sekret
forniks posterior, diambil dengan menghapus permukaan mukosa forniks posterior
vagina 12
2) Cara pengambilan bahan
apusan
(1) Sekret vaginal, diambil dengan menghapus dinding lateral vagina
bagian atas dengan spatula Ayre
(2)
Sekret servikal, diambil dengan
menghapus seluruh permukaan portio serviks sekitar orifisium
uteri eksternum (OUE)
(3)
Sekret endoservikal, sekret diambil dengan menghapus
permukaan mukosa kanalis endoserviks dan
daerah squamo – columnar junction dengan
bantuan alat pengambil bahan sediaan endoserviks yaitu kapas lidi atau cytobrush.
(4) Sekret
endometrial, menghapus permukaan mukosa endometrium, dengan alat khusus disebut sapu endometrium
1) Cara Fiksasi Apusan
(1)
Cara basah
Setelah sediaan
selesai dibuat, sewaktu sekret masih segar, masukkan segera kedalam alcohol 95%
setelah difiksasi 30 menit, sediaan diangkat dan dikeringkan atau dapat dikirim
dalam keadaan cairan fiksasi dalam botol.
(2)
Cara kering
Setelah
sediaan selesai dibuat sewaktu sekret masih segar semprotkan hair spray pada kaca objek dengan jarak
kurang lebih 10 – 15 cm, sebanyak 2 kali sampai 4 kali, keringkan dengan
membiarkannya diudara terbuka selama 5 – 10 menit, setelah kering maka sediaan
siap dikirim ke Laboratorim sitologi.
Syarat utama cairan yang
akan diambil adalah tidak boleh bercampur dengan cairan lain yang
dapat mengganggu pemeriksaannya.12
(1)
Cairan yang akan akan diambil
dibagian luar genitalia, dibiarkan sebagaimana adanya, jangan dicuci sekalipun
berbau
(2)
Cairan liang senggama, jangan
dicuci menjelang pengambilan bahannya. Jangan melakukan hubungan seks
sedikitnya tiga hari dan tidak boleh dalam keadaan menstruasi
(3)
Sekret vaginal harus
benar-benar berasal dari dinding lateral vagina sepertiga bagian atas 15
Dalam diagnostik tumor ganas dari laboratorium diperoleh hasil
menurut klasifikasi Papanicolau :
Kelas I berarti negatif
Kelas II berarti ada sel
atipik, akan tetapi tidak mencurigakan
Kelas III berarti ada sel atipik dicurigai keganasan
Kelas IV berarti ada kemungkinan tumor ganas
Kelas V bararti jelas tumor
ganas 10
sumber :
- Heffner.Lj, Schist.DJ, The reproductive system at a glance, Amalia S (Editor). At a glance Sistem reproduksi, Jakarta : Erlangga. 2006.
- Suwiyoga K . Tes human papilomavirus sebagai skrining alternatif kanker serviks,CDK, edisi 151, hal 29, Jakarta : Kalbe farma. 2006
- Eti S. Kanker serviks endometrium dan ovarium pembunuh nomor satu wanita. 2009.
- Candranita M, I.B.G. Fajar Manuaba, I.B.G Manuaba. Gawat darurat obstetri ginekologi sosail untuk profesi bidan. Jakarta : EGC. 2008
- Nasaruddin,N . Evaluasi kadar petanda tumor antigen scc dalam menilai respon kemoterapi terhadap penderita kanker serviks stadium lanjut. Makassar: 2004
- Ali B. Menopause dan andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2003
- Hanifa,W. (editor). Ilmu kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2006.
- Julisar L, Sitologi pap smear : Alat pencegahan dan deteksi dini kanker leher rahim. Jakarta : EGC. 2009
- Evennett, K. Surya S (editor). Pap Smear : Apa yang perlu anda ketahui? Jakarta : Arcan ; 2003.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar