Laman

Selasa, 28 Februari 2012

Konsep Dasar Ketuban Pecah Dini (KPD)


1.      Pengertian
a.       Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban pada setiap saat sebelum permulaan persalinan tanpa memandang apakah pecahnya selaput ketuban pada kehmilan preterm atau aterm.
b.      Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan. (Manuaba I.G.B, 1998, hal.229)
c.       Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan (Kapita Selekta, 2001 hal.310).
d.      Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. (Gawat darurat, 2004, hal.112)
2.      Etiologi
a.       Infeksi misalnya korioamniotis
b.      Trauma misalnya amniosintesis, pemeriksaan panggul atau koitus.
c.       Inkompeten serviks
d.      Kelainan letak dan presentase janin
e.       Peningkatan tekanan intrauterine misalnya kehamilan ganda dan hidramnion.
3.      Penilaian Klinik
a.       Pecahnya selaput ketuban, ditentukan dengan adanya cairan ketuban divagina, jika tidak ada dapat dicoba dengan gerakan sedikit bagian terbawa janin atau meminta pasien batuk atau mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes kertas lakmus.
b.      Berapa usia kehamilan, bila perlu dengan pemeriksaan USG.
c.       Ada tidaknya infeksi dengan tanda-tanda suhu >38°C, air ketuban keruh, leukosit darh>15.000/mm3.
d.      Tanda-tanda inpartu, tentukan adanya kontraksi yang teratur, periksa dalam dilakukan bila akan dilakukan penanganan aktif antara lain untuk menilai skor pelvik
4.      Patofisiologi
       Patofisiologi Ketuban Pecah Dini mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
a.       Serviks Inkompentensia
b.      Ketegangan rahim berlebihan: kehamilan ganda,hidramnion
c.       Kelainan letak janin dalam rahim: letak sungsang,letak lintang.
d.      Kemungkinan kesempitan panggul: perut gantung,bagian terendah belum masuk PAP.
e.       Kelainan bawaan dari selaput ketuban
f.       Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
5.      Komplikasi
a.       Terhadap ibu
       Karena jalan terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartum, apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam, selain itu juga dapat dijumpai infeksi nifas, peritonitis, dan septikemia, ibu akan merasa lelah karena berbaring di tempat tidur, partus akan menjadi lama, suhu badan akan naik, naik cepat  dan nampaklah gejala-gejala infeksi.
b.      Terhadap Janin
       Walaupun ibu belum menunjukkan gejala-gejala infeksi tetapi janin mungkin mengalami infeksi sehingga akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas.
6.      Penanganan
a.       Konservatif
1)      Rawat di rumah sakit
2)      Berikan antibiotika (ampisilin 4 x 500 mg atau ertitromisin bila tidak tahan ampisilin dan metronidazole 2 x 500 mg selama 7 hari).
3)      Jika umur kehamilan  32-34 minggu, dirawat selama air  ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
4)      Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolotik (salbutamol), dexamethasone, dan induksi dalam 24 jam.
5)      Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan induksi.
6)      Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intra uterin).
7)      Pada usia 32-34 minggu berikan steroid untuk memacu kematangan paru janin, dosis betamethasone 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari, dexamethasone IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
b.      Aktif
1)      Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio secarea. Dapat pula diberikan misoprostol 50 ug intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
2)      Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri bila skor pelvik < 5, dilakukan pematangan serviks kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio secarea atau bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam.
7.      Penatalaksanaan
KETUBAN PECAH
< 37 Minggu
>37 Minggu
Infeksi
Tidak ada infeksi
Infeksi
Tidak ada infeksi
Berikan penisilin, gentamisin dan Metronidazole lahirkan bayi
Amoksisilin + eritromisin untuk 7 hari
Steroid untuk pematangan paru
Berikan penisilin, gentamisin dan metronidasole lahirkan bayi
Lahirkan bayi


Berikan penisilin dan ampisilin.
ANTIBIOTIKA SETELAH PERSALINAN
Profilaksis
Infeksi
Tidak ada infeksi
Stop antibiotic
Lanjutkan untuk 24 – 48 jam setelah bebas panas.
Tidak perlu antibiotik


Sumber :
1.      Hanifa W, Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo, 2005.
2.      Cunningham. Obstetric Williams, edisi 21.Jakarta : EGC. 2008
3.      Abdul Bari S, Gulardi Hanif W, Biran Affandi, Djoko Waspodo. Editor Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP. 2002.
4.      Gulardi Wiknjosastro. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Obstetri Esensial. Jakarta : JNPK – KR. 2008.
5.      Klein, Susan. Panduan Lengkap Kebidanan. Yogyakarta : Pallmall . 2008.
6.      Saifuddin, A.B.  Buku  Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.  Jakarta : EGC. 2000.
7.      Varney, Helen. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Ed. 4, Vol. 1. Jakarta : EGC. 2007.
8.      Manuaba I.B.G. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. 1998.
9.      Bibilung, 2008. Gizi Ibu Hamil dan Bayinya, Wordpress.com, Akses 17 Maret 2008.
10.  Prawirohardjo S, 2002 , Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar