Laman

Selasa, 28 Februari 2012

Kecipratan Air . . . Uji Kesabaran . . .

Boleh dikatakan hari ini aku kurang beruntung. Tidak terlalu suka kalimat ini "Ih...hari ini aku s**l", kalau ngomong kayak gitu, serasa abis kena kutukan yang nggak bakalan sembuh biar dicium sama pangeran yang nyamar jadi kodok. Awalnya hanya tugas biasa, karena "yang bersangkutan" tidak bisa dihubungi sedang yang lainnya sangat membutuhkan, maka berangkatlah kami, aku dan Nova ke rumah "yang bersangkutan". Mengingat hari sudah gelap dan tak memperhatikan bintang malam ini, sehingga keberangkatan kami diiringi oleh rintik hujan. Pikirku cuma rintik doang, nggak bakalan ngaruh deh. Okey, sukses di tempat yang bersangkutan. kami dianjurkan ketempat yang dituju oleh "yang bersangkutan".Karena yang nunggu banyak, kami sebagai warga negara yang baik, ikut ngantri juga. 

Beberapa menit berselang, yang ngantri kok nggak abis-abis ya. Ada cahaya blitz.. Aduh siapa yang motret nggak bilang-bilang, belum sempat pose nih. Cek per cek, ternyata kilat, yang kemudian diikuti oleh gemuruh guntur dan akhirnya air tumpah ruah ke bumi. Masih menunggu....Ah lama juga. mulai hilang kesabaran. Tak lama berselang, muncul seseorang dengan kendaraan roda duanya. Mulanya aku kira cuma orang yang singgah berteduh, setelah lepasin helm sama jaket, aku langsung tahu nih orang dari pekerjaannya. Dia membuka pembicaraan dan kami bercerita panjang lebar, Nova asyik dengan Handphonenya, sms-an dengan Si I. Hujan makin deras disertai angin kencang, kami memutuskan untuk masuk kebagian dalam ruang tunggu, menghindari percikan air. Akhirnya, giliran aku sama nova yang dipanggil, aku masuk dan mengakhiri percakapan dengan orang yang namanya aku tidak ketahui itu. Aneh, ngomong akrab banget, udah bertemu berkali-kali tapi nggak tahu namanya. Bego yah.

Alhamdulillah, urusan sudah selesai, tapi hujan belum juga reda. Tunggu bentar lagi. lima menit...sepuluh menit...30 menit...Yeiii hujan sudah mulai reda, kami meluncur dijalanan dengan kecepatan sedang, takut jalanannya licin. Lampu tiba-tiba padam. Black out. Lanjutkan saja, siapa yang mau berlama-lama disini. Belum lima menit berkendara, hujan kembali deras, jadinya basah semua deh, sudah terlanjur basah mau diapakan lagi, kata Agnes "teruskanlah". Setibanya di perempatan traffic light, kami berbelok kearah kiri . Tiba-tiba ada sebuah mobil dari arah berlawanan. Kebetulan jalanan di penuhi air setinggi kira-kira 20 cm, dan kami tidak bisa menghindar lagi, srttssss... bisa ketebak apa yang terjadi selanjutnya. kami berdua seperti dilempari air sebaskom, hanya bisa teriak,aaarrghh ,tidak ada sumpah serapah yang keluar dari mulut kami. Hanya makian kecil "kurang ajar, mentang-mentang naik mobil". Karena lampu padam, dan gelap melanda, jadi kira-kira kejadiannya kurang lebih seperti ini.





Tiba di tempat semula, kami melaporkan semua hasil pekerjaan kami dan bersegera mengganti pakaian yang sudah basah kuyup. Selain itu, karena "yang membutuhkan" belum juga sadar dan tidak ingin meninggalkannya dalam keadaan seperti ini, sehingga kami tidak bisa menyantap makan malam yang sudah disiapkan sejak sore. Walhasil, makanannya menjadi dingin dan aromanya berubah karena di beli dalam keadaan panas dan siap saji, membiarkannya tertutup dalam waktu yang cukup lama akan mengubah rasanya. Dijamin, nggak bakalan ada nafsu untuk memakannya. 

Apa boleh dikata, "yang membutuhkan" lebih urgent dibanding perut kami. Semoga "yang membutuhkan" bisa melewati masa-masa sulitnya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar