1.
Pengertian
kehamilan
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang
wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya
di dalam rahim). Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan,
dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan.
Kehamilan merupakan suatu proses
reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik
kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat
dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat
menjadi berisiko tinggi.
Faktor resiko pada ibu hamil seperti
umur terlalu muda atau tua, banyak anak, dan beberapa faktor biologis lainnya
adalah keadaan yang secara tidak langsung menambah resiko kesakitan dan
kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan
mungkin terjadi penyebab langsung kematian ibu, misalnya pendarahan melalui
jalan lahir, eklamsia, dan infeksi.
Beberapa faktor resiko yang sekaligus
terdapat pada seorang ibu dapat menjadikan kehamilan berisiko tinggi.
2.
Tanda dan gejala awal kehamilan
Tanda dan gejala pada masing-masing
wanita hamil berbeda-beda. Ada yang mengalami gejala-gejala kehamilan sejak
awal, ada yang beberapa minggu kemudian, atau bahkan tidak memiliki gejala
kehamilan dini. Namun, tanda yang pasti dari kehamilan adalah terlambatnya
periode menstruasi. Selain itu didapatkan tanda-tanda lain yaitu :
a. Nyeri
atau payudara yang terasa membesar, keras, sensitif dengan sentuhan. Tanda ini
muncul dalam waktu 1-2 minggu setelah konsepsi (pembuahan). Dalam waktu 2
minggu setelah konsepsi, payudara seorang wanita hamil akan mengalami perubahan
untuk persiapan produksi ASI yang dipengaruhi oleh hormon estrogen dan
progesteron.
b. Mual
pagi hari (morning sickness) umum terjadi pada triwulan pertama.
Meskipun disebut morning sickness, namun mual dan muntah dapat terjadi
kapan saja selama kehamilan. Penyebab mual dan muntah ini adalah perubahan
hormonal yang dapat memicu bagian dari otak yang mengontrol mual dan muntah.
Gejala ini dialami oleh 75% wanita hamil.
c. Mudah
lelah, lemas, pusing, dan pingsan adalah gejala kehamilan yang disebabkan oleh
pelebaran pembuluh darah dalam kehamilan atau kadar gula darah yang rendah.
d. Sakit
kepala pada umumnya muncul pada minggu ke-6 kehamilan yang disebabkan oleh
peningkatan hormon.
e.
Konstipasi (sulit
BAB) terjadi karena peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan kontraksi
usus menjadi lebih pelan dan makanan lebih lambat melalui saluran pencernaan.
f.
Perubahan mood
karena pengaruh hormon.
g.
Bercak
perdarahan. Terjadi ketika telur yang sudah dibuahi berimplantasi (melekat) ke
dinding rahim sekitar 10-14 hari setelah fertilisasi (pembuahan). Tipe
perdarahan umumnya sedikit, bercak bulat, berwarna lebih cerah dari darah haid,
dan tidak berlangsung lama.
3.
Perubahan selama kehamilan
a.
Uterus.
Uterus akan membesar pada bulan pertama pengaruh estrogen
dan progesterone . Berat uterus normal lebih kurang 30 gr, akhir
kehamilan (40 minggu ) menjadi 1000 gr, panjang 20 cm, dinding 2,5 cm.
Pembesaran disebabkan oleh hipertropi otot polos uterus.
b.
Servik uteri .
Servik uteri mengalami
perubahan karena hormon estrogen servik lebih banyak mengadung jaringan
ikat, hanya 10 % jaringan otot yang banyak mengandung kolagen.
c.
Vagina dan vulva .
Vagina dan vulva
tampak lebih merah, agak kebiru biruan ( livide). Tanda ini disebut Chadwik.
d.
Ovarium.
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum
grapiditatis sampai terbentuknya plasenta kira kira kehamilan 16 minggu.
e.
Mamma.
Mamma akan membesar dan tegang akibat hormon somato
mammo tropin, estrogen dan progesteron.
f.
Sirkulasi darah.
Sirkulasi darah ibu dipengaruhi oleh sirkulasi ke
plasenta, volume darah ibu bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan
darah yang disebut Hidremia.
g.
Sistim respirasi .
Rasa sesak dan napas pendek pada kehamilan 32 minggu
keatas oleh karena usus tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma.
h.
Traktus digestivus.
Perasaan enek (nausea) akibat kadar hormon estrogen
yang meningkat, makanan lebih lama berada didalam lambung dan yang telah
dicerna lebih lama dalam usus. Hal ini menyebabkan obstipasi.
i.
Traktus urinarius.
Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan
oleh uterus sehingga sering BAK dan pada akhir kehamilan kepala janin
mulai turun kebawah PAP menyebabkan
sering BAK.
j.
Kulit .
Pigmentasi disebabkan oleh pengaruh Melanophore
Stimulating Hormon (MSH) meningkat
Perubahan kondisi
pisik dan emosional
yang komplek, memerlukan adaptasi
terhadap penyesuaian pola hidup
dengan proses kehamilan
yang terjadi. Persoalan dalam
kehamilan itu sendiri dapat merupakan pencetus berbagai reaksi fisikologis,
mulai dari reaksi emosional ringan hingga ketingkat gangguan jiwa yang berat.
Hubungan episode kehamilan dengan
reaksi psikologis yang terjadi :
a.
Trimester pertama : sering terjadi pluktuasi
lebar aspek emosional sehingga
periode ini mempunyai resiko tinggi
untuk terjadinya pertengkaran atau rasa tidak nyaman.
b.
Trimester kedua : pluktuasi
emosional sudah mulai mereda dan perhatian
wanita hamil lebih terfokus pada berbagai perubahan tubuh yang
terjadi selama kehamilan, kehidupan
seksual keluarga dan hubungan
batiniah dengan bayi yang dikandungnya.
c.
Trimester ketiga : berkaitan
bayangan resiko kehamilan dan proses
kehamilan sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu
yang mungkin dihadapi.
4.
Suplemen yang dianjurkan selama hamil
a. Asam
folat.
Asam
folat yang dikonsumsi sebelum hamil dan selama kehamilan melindungi dari
gangguan saraf pada janin (anensefali, spina bifida). Wanita hamil disarankan
mengkonsumsi asam folat 400 μg/hari selama 12 minggu kehamilan karena kebutuhan
asam folat tidak dapat dipenuhi hanya dari makanan.
b. Zat
besi.
Zat
besi adalah komponen utama dari hemoglobin yang bekerja mengangkut oksigen di
dalam darah. Selama kehamilan, suplai darah meningkat untuk memberikan nutrisi
ke janin. Suplemen besi yang dibutuhkan adalah 30 – 50 mg/hari dan disarankan
pada wanita hamil dengan hemoglobin < 10 atau 10,5 g/dl pada akhir
kehamilan. Selain suplemen, zat besi juga terkandung pada daging, telur,
kacang, sayuran hijau, gandum, dan buah-buahan kering. Suplemen besi sebaiknya
dikonsumsi diantara waktu makan dengan perut
yang kosong atau diikuti jus jeruk untuk meningkatkan penyerapan.
c.
Kalsium.
Kalsium penting di dalam mengatur kekuatan tulang
wanita hamil dan pertumbuhan tulang bagi janin. Kalsium yang disarankan
sebanyak 1.200 mg untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Kalsium sebaiknya
dikonsumsi ketika sedang makan, diikuti dengan jus buah yang kaya vitamin C
untuk meningkatkan penyerapan.
5.
Pemeriksaan kehamilan
Antenatal care adalah cara penting untuk
memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan
kehamilan normal. Pelayanan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan
kehamilan adalah pelayanan yang di berikan oleh tenaga profesional yaitu dokter
spesialisasi bidan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan.
Untuk itu selama masa kehamilannya ibu
hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin
semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal.
Bidan melakukan pemeriksaan klinis terhadap kondisi kehamilannya. Bidan memberi
KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) kepada ibu hamil, suami dan keluarganya
tentang kondisi ibu hamil dan masalahnya.
Cakupan K1 merupakan gambaran besaran
ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan,
untuk mendapatkan pelayanan antenatal.
Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil
yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit 4 kali
dengan distribusi pemberian pelayanan minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1
kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Perawatan yang diberikan kepada ibu
hamil secara berkala dan teratur sangat penting, sebab merupakan upaya bersama
antara petugas kesehatan dan ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat,
mengenai :
a.
Aspek kesehatan
dari ibu dan janin untuk menjaga kelangsungan kehamilan, pertumbuhan janin
dalam kandungan, kelangsungan hidup ibu dan bayi setelah lahir.
b.
Aspek psikologi,
agar dalam menghadapi kehamilan dan persalinannya ibu hamil mendapatkan rasa
aman, tenang, terjamin dan terlindungi keselamatan diri dan bayinya.
c.
Aspek sosial
ekonomi, ibu hamil dari keluarga miskin (gakin) pada umumnya tergolong dalam kelompok
gizi kurang, anemia, penyakit menahun. Ibu resiko tinggi atau ibu dengan
komplikasi persalinan dari keluarga miskin membutuhkan dukungan biaya dan
transportasi untuk rujukan ke rumah sakit.
Pemeriksaan kehamilan dilaksanakan sesuai standar 7T
yaitu 17:
a. (Timbang) berat badan
b. Ukur (Tekanan) darah
c. Ukur (Tinggi) fundus uteri
d. Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid)
e. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama
kehamilan
f. Tes terhadap penyakit menular sexual
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
6.
Tujuan pemeriksaan kehamilan
Tujuannya adalah menyiapkan seoptimal
mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan
nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
Dengan pemeriksaan kehamilan dapat
mengenali dan menangani faktor resiko yang mungkin dijumpai dalam kehamilan,
persalinan dan nifas, mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini
mungkin, menurunkan angka morbiditas dan mortalitas anak, memberikan nasihat-nasihat
tentang cara hidup sehari-hari, keluarga berencana, kehamilan, persalinan,
nifas, dan laktasi, dan juga mengembalikan kesehatan ibu saat akhir kala nifas.
7.
Jadwal pemeriksaan kehamilan
Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara
ibu hamil dan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar
untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan tidak mengandung
arti bahwa selalu ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat
sebaliknya, yaitu ibu hamil yang dikunjungi petugas kesehatan di rumahnya atau
di posyandu.
Adapun
jadwal pemeriksaan kehamilan adalah:
a. Minimal
1 kali pada trimester I (sebelum 14 minggu)
b. Minimal
1 kali pada trimester II (antara minggu 14-28)
c.
Minimal 2 kali
pada trimester III. (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke-36).
Menurut depkes RI (2002) pemeriksaan kehamilan
berdasarkan kunjungan antenatal dibagi atas :
a.
Kunjungan pertama
(K1)
Meliputi : (1). Identitas /biodata, (2). Riwayat kehamilan,
(3). Riwayat kebidanan, (4). Riwayat kesehatan, (5). Riwayat sosial ekonomi,
(6). pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, (7). Penyuluhan dan
konsultasi.
b.
Kunjungan
keempat(K4)
Meliputi : (1).
Anamnesa keluhan/masalah, (2). Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan,
(3). Pemeriksaan psikologis, (4). Pemeriksaan laboratorium bila ada
indikasi/diperlukan, (5). Diagnosa akhir (kehamilan normal, terdapat penyulit,
terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan resiko tinggi), (6). Sikap dan rencana
tindakan (persiapan persalinan dan rujukan).
8.
Kegiatan pemeriksaan kehamilan
Untuk
menegakkan kehamilan dengan komplikasi pada ibu dan janin adalah dengan cara :
a. Anamnesis
Kegiatan
anamnesis merupakan kegiatan yang perlu dilakukan dalam setiap kegiatan
perawatan kehamilan. Anamnesis berupa pertanyaan terarah yang ditujukan kepada
ibu hamil, untuk mengetahui keadaan ibu dan faktor resiko yang dimilikinya. Pelaksanaan pelayanan antenatal
perlu mengetahui makna dan tujuan dari setiap pertanyaan yang diajukan.
Pertanyaan yang diajukan dalam anamnesis adalah :
1)
Keluhan utama
Keluhan utama adalah hal-hal yang
berkaitan dengan kehamilan, yang dirasakan dan dikemukan oleh ibu hamil kepada
pemeriksa.
2)
Identitas ibu.
Identitas yang ditanyakan adalah nama ibu,
nama suami, alamat lengkap.
3)
Hal-hal yang
berkaitan dengan fungsi reproduktif.
Pertanyaan ini meliputi hal-hal yang
mungkin berkaitan dengan faktor resiko, yaitu umur ibu, paritas, Hari Pertama
Haid Terakhir (HPHT) lama haid, siklus haid dan jenis kontrasepsi yang
digunakan (kalau ibu tersebut peserta KB).
4)
Hal-hal yang
berkaitan dengan kehamilan sekarang.
Hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan
sekarang yaitu berhubungan dengan gerakan janin, hal-hal yang dirasakan akibat
perkembangan kehamilan dan penyimpangan dari normal (keadaan patologis).
b.
Pemeriksaan fisik
diagnostik
Pemeriksaan
ini merupakan pemeriksaan lanjutan dari anamnesis. Pemeriksaan ini meliputi:
1)
Berat badan,
Lingkar Lengan Atas (LLA) dan tinggi badan.
Berat ibu semasa hamil harus bertambah rata-rata 0,3-0,5 Kg per minggu.
Bila dikaitkan dengan umur kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda ±
1 Kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 Kg.
Pada akhir kehamilan berat badan meningkat, maka perlu difikirkan adanya resiko
(bengkak, kehamilan kembar, anak besar).
2)
Tekanan darah,
nadi, frekuensi pernafasan dan suhu tubuh.
Tekanan darah tinggi pada kehamilan merupakan resiko. Tekanan darah
dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila tekanan darah meningkat,
yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih diatas normal, dan/atau diastolic 15 mmHg
atau lebih diatas normal, kelainan ini dapat berlanjut menjadi preeklamsia dan
eklamsia kalau tidak ditangani dengan tepat. Nadi yang normal adalah 80/menit.
Bila nadi lebih dari 120/ menit, maka hal ini menujukkan adanya kelainan. Sesak
nafas ditandai dengan frekwensi pernafasan yang meningkat dan kesulitan
bernafas serta rasa lelah. Bila hal ini timbul setelah melakukan kerja fisik (berjalan,
tugas sehari-hari), maka kemungkinan terdapat penyakit jantung. Suhu tubuh ibu
hamil lebih dari 37,50c dikatakan demam, berarti ada infeksi dalam kehamilan.
Hal ini merupakan penambahan beban bagi ibu dan harus dicari penyebabnya.
3)
Adanya cacat tubuh
Cacat tubuh misalnya cacat tulang belakang yang berpengaruh terhadap
kehamilan/persalinan, seperti kifosis, lordosis dan scoliosis, perlu
diperhatikan karena mungkin menyebabkan gangguan pertumbuhan janin atau
kesulitan dalam persalinan.
c.
Pemeriksaan
obstetrik
Meliputi
pemeriksaan luar, pemeriksaan panggul dalam (pelvimetri), dan pemeriksaan
diagnostik penunjang.
1)
Pemeriksaan luar
Dilakukan dengan perabaan perut. Tujuannya adalah untuk memperkirakan
umur kehamilan, taksiran berat janin terhadap umur kehamilan, letak janin,
turunnya bagian terendah janin dan detak jantung janin.
2)
Pemeriksaan
panggul dalam (pelvimentri)
Pemeriksaan panggul dalam biasanya dilakukan sekali dalam kehamilan
untuk mengetahui panggul sempit, pintu atas penggul, pintu bawah panggul, dan
kelainan bentuk panggul. Biasanya dilakukan pada kehamilan 8 bulan atau lebih.
3)
Pemeriksaan
diagnostik penunjang
Pemeriksaan diagnostik penunjang yang penting dalam pemeriksaan
kehamilan antara lain :
a) Pemeriksaan Hb, pemeriksaan ini untuk
menentukan kadar hemoglobin, dan derajat anemia (bila ada).
b) Pemeriksaan
urin. Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya protein dan glukosa dalam urin.
c) Lain-lain
bila diperlukan.
Sumber :
1.
Hanifa
W, Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo, 2005.
2. Cunningham.
Obstetric Williams, edisi 21.Jakarta : EGC. 2008
3.
Hanifa
W, editor Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo,
2006.
4.
Murah
Manoe, Syahrul Rauf, Hendrie Usmany. Editor Pedoman Diagnosis dan Terapi
Obstetri dan Ginekologi. Ujung Pandang : FK UNHAS. 1999.
5.
Abdul
Bari S, Gulardi Hanif W, Biran Affandi, Djoko Waspodo. Editor Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP. 2002.
6.
Gulardi
Wiknjosastro. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) Asuhan Obstetri Esensial. Jakarta : JNPK – KR. 2008.
7.
Klein, Susan. Panduan Lengkap Kebidanan.
Yogyakarta : Pallmall . 2008.
8.
Saifuddin, A.B.
Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta
: EGC. 2000.
9.
Varney,
Helen. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Ed. 4, Vol. 1. Jakarta : EGC. 2007.
10.
Dorland,
W.A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland, E/29. Jakarta : EGC. 2002.
11.
Manuaba
I.B.G. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. 1998.
12.
Yuni
Kusmiati. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Yogyakarta : Fitramaya. 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar