Kematian
perinatal adalah kematian janin pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih
ditambah dengan kematian bayi usia satu minggu.
Kematian perinatal adalah jumlah lahir mati ditambah dengan kematian bayi dalam
7 hari pertama kehidupannya.
Kematian
perinatal merupakan ukuran kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara. Kematian
perinatal juga dapat dipakai sebagai tolak ukur dari keberhasilan suatu produk
kehamilan (konsepsi). Pada suatu kehamilan dapat terjadi suatu kegagalan, bila
kegagalan ini terjadi pada suatu kehamilan maka disebut keguguran. Hasil
kehamilan yang lebih baik adalah bayi cukup bulan yang menunjukkan pertumbuhan
yang baik dalam kandungan.
Untuk dapat
lebih memahami kematian ditetapkan beberapa defenisi sebagai berikut :
a) Kelahiran hidup (live birth) : ialah dikeluarkannya hasil
konsepsi secara sempurna dari ibunya yang setelah dipisahkan mempunyai
tanda-tanda kehidupan, tanpa memandang umur kehamilan.
b) Kematian janin (fetal death) : ialah kematian hasil
konsepsi, sebelum dikeluarkannya dengan sempurna dari ibunya, tanpa memandang
umur kehamilannya.
Kematian janin dibagi menjadi
4 golongan yaitu :
1. Kematian sebelum umur hamil
20 minggu
2. Kematian janin antara umur
hamil 20 – 28 minggu
3. Kematian janin setelah umur hamil
28 minggu atau berat diatas 1.000 gram
4.
Kematian yang tidak dapat digolongkan.
c) Kelahiran mati (stillbirth) : yaitu kematian hasil
konsepsi setelah mencapai umur 28 minggu atau berat diatas 1.000 gram.
d) Kematian perinatal
dini : ialah kematian bayi dalam 7 hari pertama kehidupannya.
e) Kematian perinatal :
adalah jumlah lahir mati ditambah dengan kematian bayi dalam 7 hari pertama
kehidupannya.
Upaya pencegahan kematian perinatal
dapat diturunkan apabila dapat diidentifikasi faktor-faktor yang mempunyai
nilai prediksi. Penentuan faktor yang mempunyai nilai prediksi serta pemantauan
janin sangat penting agar kehamilan kalau perlu dapat diakhiri pada saat
optimal.
referensi :
referensi :
Cut sri wahyuni. 2008. Hubungan faktor ibu dan pelayanan kesehatan dengan kematian perinatal Di kabupaten pidie tahun 2008. Hal 8 – 20. www.repository.usu.ac.id. Diakses 27 mei 2012.
Dinkes, Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2005, Sulawesi Selatan: Dinas Kesehatan Provinsi, 2005.
Djaja, Sarimawar, 2003. ”Penyakit Penyebab Kematian Bayi Baru Lahir (Neonatal) dan Sistem Pelayanan Kesehatan Yang Berkaitan di Indonesia”, (http://www.republika.co.id), diakses 21 Mei 2012.
Lubis, NU. 2000. Penanggulangan Perinatal Risiko Tinggi. Hal 22-24. CDK N0. 126 2000 : Jakarta
Madopi, Lukman, 2006. Faktor-Faktor Yang Berhubungan DenganKematian Perinatal di RSUD Luwu Kabupaten Banggai Sulawesi Tenggara Tahun 2005. FKM Unhas : Makassar
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC : Jakarta
Nurhaeri, 2006. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Bersalin Sitti Khadijah III Makassar Periode 2003 – 2005. FKM Unhas : Makassar.
Pusat Data dan Informasi Kesehatan, 2005, ”Glosarium Data dan Informasi Kesehatan”,http://bankdata.depkes.go.id/ diakses 16 Mei 2012.
Roslina, melvy. 2003. Faktor-Faktor Resiko yang mempengaruhi kematian perinatal di RSUD dr. Pirngadi medan tahun 2003. Hal 5-10 www.repository.usu.ac.id Diakses 27 Mei 2012.
Saifuddin, AB. 2002. Buku panduan Praktis Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal. Hal U5-U6. YBPSP : Jakarta
Sarwono, 2006. Ilmu Kebidanan. Hal 785-790. EGC : Jakarta
Sudariato, dkk. 2010. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2009, Sulawesi Selatan: Dinas Kesehatan Provinsi, 2010. Hal 14-16. www.dinkes-sulsel.go.id. Diakses 27 Mei 2012.
Yusuf, St Hafsah, 2005. Analisis Faktor Resiko Kejadian Kematian Perinatal di RSIA Siti Fatimah Makassar Periode 2002 – 2004. Pascasarjana Kesehatan Masyarakat Unhas : Makassar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar