Laman

Rabu, 13 Juni 2012

Kematian Perinatal


Kematian perinatal adalah kematian janin pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih ditambah dengan kematian bayi usia satu minggu.
Kematian perinatal adalah jumlah lahir mati ditambah dengan kematian bayi dalam 7 hari pertama kehidupannya.   
Kematian perinatal merupakan ukuran kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara. Kematian perinatal juga dapat dipakai sebagai tolak ukur dari keberhasilan suatu produk kehamilan (konsepsi). Pada suatu kehamilan dapat terjadi suatu kegagalan, bila kegagalan ini terjadi pada suatu kehamilan maka disebut keguguran. Hasil kehamilan yang lebih baik adalah bayi cukup bulan yang menunjukkan pertumbuhan yang baik dalam kandungan.
Untuk dapat lebih memahami kematian ditetapkan beberapa defenisi sebagai berikut :
a)      Kelahiran hidup (live birth) : ialah dikeluarkannya hasil konsepsi secara sempurna dari ibunya yang setelah dipisahkan mempunyai tanda-tanda kehidupan, tanpa memandang umur kehamilan.
b)      Kematian janin (fetal death) : ialah kematian hasil konsepsi, sebelum dikeluarkannya dengan sempurna dari ibunya, tanpa memandang umur kehamilannya.
Kematian janin dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
1. Kematian sebelum umur hamil 20 minggu 
2. Kematian janin antara umur hamil 20 – 28 minggu
3. Kematian janin setelah umur hamil 28 minggu atau berat diatas 1.000 gram
4. Kematian yang tidak dapat digolongkan.  
c)      Kelahiran mati (stillbirth) : yaitu kematian hasil konsepsi setelah mencapai umur 28 minggu atau berat diatas 1.000 gram.
d)     Kematian perinatal dini : ialah kematian bayi dalam 7 hari pertama kehidupannya.
e)      Kematian perinatal : adalah jumlah lahir mati ditambah dengan kematian bayi dalam 7 hari pertama kehidupannya. 
            Upaya pencegahan kematian perinatal dapat diturunkan apabila dapat diidentifikasi faktor-faktor yang mempunyai nilai prediksi. Penentuan faktor yang mempunyai nilai prediksi serta pemantauan janin sangat penting agar kehamilan kalau perlu dapat diakhiri pada saat optimal.

referensi :

Cut sri wahyuni. 2008. Hubungan faktor ibu dan pelayanan kesehatan dengan kematian perinatal Di kabupaten pidie tahun 2008. Hal 8 – 20. www.repository.usu.ac.id. Diakses 27 mei 2012.
Dinkes, Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2005, Sulawesi Selatan: Dinas  Kesehatan Provinsi, 2005.
Djaja, Sarimawar, 2003. ”Penyakit Penyebab Kematian Bayi  Baru Lahir (Neonatal) dan Sistem Pelayanan Kesehatan Yang Berkaitan di Indonesia”, (http://www.republika.co.id), diakses 21 Mei 2012.
Lubis, NU. 2000. Penanggulangan Perinatal Risiko Tinggi. Hal 22-24. CDK N0. 126 2000 :  Jakarta
Madopi, Lukman, 2006. Faktor-Faktor Yang Berhubungan DenganKematian Perinatal di RSUD Luwu Kabupaten Banggai Sulawesi Tenggara Tahun 2005. FKM Unhas : Makassar
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC : Jakarta
Nurhaeri, 2006. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian  Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Bersalin Sitti Khadijah III Makassar Periode 2003 – 2005. FKM Unhas : Makassar.
Pusat Data dan Informasi Kesehatan, 2005, ”Glosarium Data dan Informasi Kesehatan”,http://bankdata.depkes.go.id/ diakses 16 Mei 2012.
Roslina, melvy. 2003. Faktor-Faktor Resiko yang mempengaruhi kematian perinatal di RSUD dr. Pirngadi medan tahun 2003. Hal 5-10 www.repository.usu.ac.id Diakses 27 Mei 2012.
Saifuddin, AB. 2002. Buku panduan Praktis Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal. Hal U5-U6. YBPSP : Jakarta
Sarwono, 2006. Ilmu Kebidanan. Hal 785-790. EGC : Jakarta
Sudariato, dkk. 2010. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2009, Sulawesi Selatan: Dinas  Kesehatan Provinsi, 2010. Hal 14-16. www.dinkes-sulsel.go.id. Diakses 27 Mei 2012.
Yusuf, St Hafsah, 2005. Analisis Faktor Resiko Kejadian Kematian Perinatal di RSIA Siti Fatimah Makassar Periode 2002 – 2004. Pascasarjana Kesehatan Masyarakat Unhas : Makassar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar