1.
Umur
Frekuensi
kejadian mioma uteri paling tinggi antara usia 35-50 tahun yaitu mendekati
angka 40%, sangat jarang ditemukan pada usia dibawah 20 tahun. Sedangkan pada
usia menopause hampir tidak pernah ditemukan (Wiknjosastro, 2005). Pada usia
sebelum menarche kadar estrogen rendah, dan meningkat pada usia reproduksi,
serta akan turun pada usia menopause (Ganong, 2008). Pada wanita menopause
mioma uteri ditemukan sebesar 10% (Jodosapoetro, 2005).
Wanita
pada umur 30-an dan 40-an sering mengalami pertumbuhan fibroid. Namun begitu,
sebanyak 30% dari seluruh wanita mengalami pertumbuhan fibroid apabila umur
mereka mencapai 35 tahun. Dari hasil estimasi yang dilakukan, seramai 20% dari
wanita kulit putih dan 50% dari wanita kulit hitam dengan usia di atas 30 tahun
mengalami fibroid (Rosenthal, 2003).
2.
Riwayat Keluarga
Wanita
dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma uteri mempunyai
2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma dibandingkan dengan wanita tanpa
garis keturunan penderita mioma uteri (Parker, 2007).
3.
Indeks Massa Tubuh (IMT)
Satu
studi prospektif dijalankan dan dijumpai kemungkinan risiko menderita mioma
uteri adalah setinggi 21% untuk setiap kenaikan 10kg berat badan dan dengan
peningkatan indeks massa tubuh. Temuan yang sama juga turut dilaporkan untuk
wanita dengan 30% kelebihan lemak tubuh. Ini terjadi kerana obesitas
menyebabkan peningkatan konversi androgen adrenal kepada estrogen dan
menurunkan hormon sex-binding globulin. Hasilnya menyebabkan peningkatan
estrogen secara biologikal yang bisa menerangkan mengapa terjadi peningkatan
prevalensi mioma uteri dan pertumbuhannya (Parker, 2007).
Obesitas
juga berperan dalam terjadinya mioma uteri. Hal ini mungkin berhubungan dengan
konversi hormon androgen menjadi estrogen oleh enzim aromatase di jaringan
lemak (Djuwantono, 2004).
Beberapa
penelitian menemukan hubungan antara obesitas dan peningkatan insiden mioma
uteri. Suatu studi di Harvard yang dilakukan oleh Dr. Lynn Marshall menemukan
bahwa wanita yang mempunyai Indeks Massa Tubuh (IMT) di atas normal,
berkemungkinan 30,23% lebih sering menderita mioma uteri. Ros dkk, (1986)
mendapatkan risiko mioma uteri meningkat hingga 21% untuk setiap 10 Kg kenaikan
berat badan dan hal ini sejalan dengan kenaikan IMT (Djuwantono, 2004).
4.
Paritas
Mioma lebih sering
terjadi pada wanita nullipara atau wanita yang hanya mempunyai 1 anak
(Llewellyn, 2001). Parker mengemukakan bahwa semakin meningkatnya jumlah kehamilan
maka akan menurunkan insidensi mioma uteri. Resiko terjadinya mioma uteri akan
menurun dari 20%-50% dengan melahirkan minimal 1 orang anak. Dalam
penelitiannya, Chen menemukan bahwa resiko menurun hingga 70% pada wanita yang
melahirkan 2 anak atau lebih (Victory, 2006).
Wanita
yang sering melahirkan lebih sedikit kemungkinannya untuk terjadinya
perkembangan mioma ini dibandingkan wanita yang tidak pernah hamil atau satu
kali hamil. Statistik menunjukkan 60% mioma uteri berkembang pada wanita yang
tidak pernah hamil atau hanya hamil satu kali (Schorge et al., 2008).
Dari
penelitian yang dilakukan Hafiz et al di Nisthar hospital Multan
Pakistan mengemukakan bahwa mioma uteri terjadi pada 74 % pasien dengan paritas
1-5 (multipara) dan 13 % pasien dengan paritas 0 (nulipara), dengan kata lain sebagian
besar mioma uteri terjadi pada pasien dengan multipara (Hafiz et al,
2003).
Angka
kejadian mioma uteri bervariasi dari hasil penelitian yang pernah dilakukan
ditemukan sebesar 0,3%-7,2% selama kehamilan. Kehamilan dapat mempengaruhi mioma
uteri karena tingginya kadar estrogen dalam kehamilan dan bertambahnya
vaskularisasi ke uterus (Scott, 2002). Kedua keadaan ini ada kemungkinan dapat
mempercepat pembesaran mioma uteri (Manuaba, 2003).
5.
Makanan
Dari
beberapa penelitian yang dilakukan menerangkan hubungan antara makanan
dengan prevalensi atau pertumbuhan mioma uteri. Dilaporkan bahwa daging sapi,
daging setengah matang (red meat), dan daging babi menigkatkan insiden
mioma uteri, namun sayuran hijau menurunkan insiden mioma uteri. Tidak diketahui
dengan pasti apakah vitamin, serat atau phytoestrogen berhubungan dengan
mioma uteri (Parker, 2007).
terimka kash mbak tulisanya sangat bermanfaat sekali ..
BalasHapushttp://www.tanyadok.com/kesehatan/mengenal-mioma-uteri-lebih-jauh