Laman

Kamis, 19 April 2012

Kontrasepsi Suntik


  1. Pengertian
Kontrasepsi suntikan adalah merupakan suatu cara kontrasepsi yang diberikan dengan cara menyuntikkan hormon secara intramuskuler pada otot bokong (muskulus gluteus) agak dalam untuk mencegah terjadinya kehamilan.
  1. Macam – Macam Kontrasepsi Suntik
a.    Depo Provera
1)    Pengertian
Depo Provera adalah jenis kontrasepsi suntik yang berisi depot medoksiprogerteron asetat dan diberikan dalam suntikan tunggal 150 mg secara intramuskuler setiap 12 minggu. (Saifuddin, 2003)
2)    Cara Kerja
a)    Menghalangi ovulasi dengan jalan menekan pembentukan LHRF (Luteinizing Honrmone Releasing Factor) dan FSHRF (Follicle Stimulating Hormone Releasing Factor).
b)    Merubah lendir serviks menjadi kental sehingga menghambat penetrasi sperma.
c)    Menimbulkan perubahan pada endometrium sehingga tidak memungkinkan terjadinya nidasi.
d)    Merubah kecepatan transportasi ovum melalui tuba.
(Mochtar, 1998)
3)    Keuntungan
a)    Efektifitas tinggi
b)    Bertahan sampai 12 minggu
c)    Penurunan dismenorea dan menoragia yang menyebabkan anemia berkurang.
d)    Penurunan gejala pramenstruasi
e)    Penyakit radang panggul berkurang
f)     Kemungkinan penurunan endometriosis karena pengentalan lendir serviks
g)    Efektivitas tidak berkurang karena diare, muntah, atau penggunaan antibiotik. (Everett, 2008) 
4)    Efek Samping kontrasepsi
   Gangguan haid berupa amenorea, spotting (bercak darah) dan menoragia. Seperti halnya dengan alat kontrasepsi hormonal lainnya, maka dijumpai pula keluhan mual, sakit kepala, pusing, menggigil, mestalgia dan berat badan bertambah.
       (Mochtar, 1998)
5)    Efek Non Kontrasepsi
a)    Depot medroxyprogesteron asetat telah diakui sebagai terapi untuk karsinoma endometrium (primer maupun metastatik)
b)    Pada wanita yang sedang menyusui, depot medroxyprogesteron asetat dapat menambah jumlah ASI
c)    Kadar Hb sering bertambah, sehingga dapat menolong mencegah anemia.
d)    Pada penderita penyakit Sickle cell (suatu penyakit genetik), depot medroxyprogesteron asetat mengurangi rasa sakit dan terdapat lebih sedikit sel darah merah abnormal.
e)    Depot medroxyprogesteron asetat juga memberikan proteksi terhadap beberapa macam infeksi traktus genitalia.
f)     Depot medroxyprogesteron asetat mengurangi resiko karsinoma ovarium dan karsinoma endometrium.
g)    Depot medroxyprogesteron asetat diperbolehkan di Amerika Serikat untuk dipakai pada karsinoma ginjal (sebagai pengobatan alternatif).
h)   Depot medroxyprogesteron asetat dalam dosis sangat tinggi digunakan untuk mengurangi kadar testosteron pada pria dengan kelakuan seksual yang abnormal. (Hartanto, 2004)

6)    Indikasi
a)    Usia reproduksi
b)    Nullipara dan yang telah memiliki anak
c)    Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
d)    Perokok
e)    Setelah abortus
f)     Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
g)    Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
h)   Menggunakan obat untuk epilepsi atau tuberkolosis
i)     Anemia defesiensi besi
j)      Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
(Saifuddin, 2003)

7)    Kontra indikasi
a)    Hamil atau dicurigai hamil
b)    Karsinoma payudara
c)    Karsinoma trakstus genitalia
d)    Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
e)    Diabetes melitus disertai komplikasi (Saifuddin, 2003)
  
8)    Cara pemberian depo provera
Waktu pasca persalinan (postpartum), dapat diberikan suntikan KB pada hari ke 3-5 postpartum; atau sesudah air susu ibu berproduksi atau sebelum ibu pulang dari rumah sakit; atau 6-8 minggu pasca bersalin, asal dipastikan bahwa ibu tidak hamil atau belum melakukan koitus.
Pada pasca keguguran (post abortus), dapat diberikan segera setelah selesai kuretase atau sewaktu ibu hendak pulang dari rumah sakit; atau 30 hari pasca abortus, asal ibu belum hamil lagi.
                 Dalam masa interval diberikan pada hari kelima haid
      Depo-Provera disuntikkan secara intramuskuler pada otot bokong (muskulus gluteus) agak dalam. Sebelum diberikan, botol obat harus dikocok agak lama dulu sampai seluruh obat kelihatan betul – betul larut dan tercampur baik. Suntikkan diberikan sekali setiap 3 bulan atau 12 minggu. (Mochtar, 1998)

9)    Farmakologi
a)    Tersedia dalam larutan mikrokristaline.
b)    Setelah satu minggu penyuntikan 150 mg, tercapai kadar puncak, lalu kadarnya tetap tinggi untuk 2-3 bulan, selanjutnya menurun kembali.
c)    Ovulasi mungkin sudah dapat timbul setelah 73 hari penyuntikan, tetapi umumnya ovulasi baru timbul kembali setelah 4 bulan atau lebih.
d)    Pada pemakaian jangka lama, tidak terjadi efek akumulatif dari depot medroxyprogesteron asetat dalam darah/serum.
(Hartanto, 2004)

10)  Efektivitas
Efektifitasnya tinggi, cara pemberiannya sederhana, cukup aman, kesuburan dapat kembali setelah beberapa lama dan cocok untuk ibu menyusui bayinya. Angka kegagalan        adalah     0 – 0,8%. (Mochtar, 1998)

b.    Cyclofem
1)    Pengertian
Jenis suntikan dalam kemasan 0,5 ml suspensi aqueous steril yang berisi 25 mg Medroxyprogesteron asetat ditambah 5 mg Estradiol cypionate yang diberikan secara intramuskuler     setiap 4 minggu. (Hartanto, 2004)
2)    Mekanisme Kerja
a)    Menekan ovulasi
b)    Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu.
c)    Menghambat transportasi garnet oleh tuba
d)    Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu. (Saifuddin, 2003)
3)    Keuntungan
a)    Menimbulkan perdarahan teratur setiap bulan
b)    Efek samping lebih cepat menghilang setelah suntikan dihentikan
c)    Kurang menimbulkan perdarahan – bercak atau perdarahan ireguler lainnya.
d)    Kurang menimbulkan amenorea
e)    Pulihnya kesuburan setelah penghentian berlangsung cepat.
f)     Pemberiannya sederhana
g)    Tidak mengganggu hubungan seks (Saifuddin, 2003)
4)    Kerugian
a)    Penyuntikan lebih sering
b)    Biaya keseluruhan lebih tinggi
c)    Efek samping akibat estrogen yang dialami sebagian wanita.
     (Hartanto, 2004)
d)    Tidak menjamin perlindungan terhadap penyakit infeksi menular seksual, hepatitis B virus.
e)    Efektivitas berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat – obatan epilepsi atau tuberkulosis. (Saifuddin, 2003)
5)    Efek Samping kontrasepsi
a)    Sakit kepala
b)    Nyeri payudara ringan
c)    Mestalgia
d)    Nausea (mual)
e)    Pertambahan berat badan
f)     Terjadi perubahan pada pola haid
(Cunningham, 2006)
6)    Efek Non Kontrasepsi
a)    Mengurangi jumlah perdarahan
b)    Mengurangi nyeri saat haid
c)    Mencegah anemia
d)    Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium
e)    Mengurangi penyakit paudara jinak dan kista ovarium
f)     Mencegah kehamilan ektopik
g)    Melindungi klien dari jenis – jenis tertentu penyakit radang panggul. (Saifuddin, 2003) 
7)    Indikasi
a)    Usia reproduksi
b)    Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
c)    Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan
d)    Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi.
e)    Pasca persalinan dan tidak menyusui
f)     Anemia
g)    Nyeri haid hebat
h)   Haid teratur
i)     Riwayat kehamilan ektopik
j)      Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
(Saifuddin, 2003)
8)    Kontra indikasi
a)     Kehamilan
b)    Karsinoma payudara
c)    Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan
d)    Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
e)     Karsinoma trakstus genitalia
f)     Perdarahan abnormal uterus
g)    Depresi berat
h)   Diabetes Melitus
i)     Penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (>180/110mmHg)
j)     Kelaian pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain. (Saifuddin, 2003)
9)    Cara Pemberian cyclofem
a)    Suntikan pertama diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid.
b)    Cyclofem disuntikkan secara intramuskuler pada otot bokong (muskulus gluteus) agak dalam. Sebelum diberikan, botol obat harus dikocok agak lama dulu sampai seluruh obat kelihatan betul – betul larut dan tercampur baik. Suntikkan diberikan sekali setiap 1 bulan atau 4 minggu. (Saifuddin, 2003)
10) Farmakologi
Cycloprocera tersedia dalam  kemasan 0,5 ml suspensi aqueous steril yang berisi 25 mg Medroxyprogesteron asetat ditambah 5 mg Estradiol cypionate, ovulasi mungkin dapat kembali lebih cepat dibanding DMPA dan akseptor biasanya mendapat haid setiap bulan. (Hartanto, 2004)
11) Efektivitas
       Efektivitas dari jenis suntik setara dengan prosedur sterlisisasi wanita. 
       Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun 
       pertama penggunaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar