Laman

Minggu, 15 April 2012

Tinjauan Umum Tentang Kehamilan Risiko Tinggi


A. Pengertian.
1.        Kehamilan risiko tinggi adalah suatu yang memiliki risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya panyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan.16
2.        Kehamilan risiko tinggi (High Risk Pregnancies) adalah suatu kehamilan di mana jiwa dan kesehatan ibu dan bayi dapat terancam 3
3.        Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat mengganggu optimalisai ibu maupun janin selama masa kehamilan. 17
B. Faktor Risiko Tinggi.
Beberapa situasi dan kondisi serta keadaan umum seorang ibu  selama  kehamilan persalinan dan nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan dan jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya. Keadaan dan kondisi tersebut biasa digolongkan sebagai faktor medis dan non medis.
1.        Faktor non medis antara lain kemiskinan ketidaktahuan, adaptasi,  tradisi, kepercayaan  dan  sebagainya.
2.        Faktor medis antara lain adalah penyakit-penyakit ibu dan janin, kelainan obstetri, gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi persalinan, penyakit neonatus dan kelainan genetik.
            Hobel dkk (1973) mengemukakan terdapat sekitar 126 jenis faktor risiko yang ditemukan pada masa hamil, persalinan, dan masa nifas, termasuk pada bayi baru lahir.
Faktor-faktor tersebut  diberi nilai (score) kemudian digolongkannya menjadi 4 golongan kasus risiko:
1).  Low-low risk
Adalah kasus-kasus baik pada kehamilan maupun dalam persalinan yang   bukan/tidak ada risiko.
2).   High low risk
Adalah kasus-kasus dengan risiko tinggi pada kehamilan, tidak ada risiko lagi pada persalinan.
3).   Low high risk
Adalah kasus-kasus tanpa risiko selama kehamilan, tetapi dengan risiko tinggi pada persalinan.
4).   High-high risk
Adalah kasus-kasus dengan risiko tinggi baik dalam masa kehamilan maupun persalinan.3
1.        Faktor  risiko sebelum kehamilan.
1)        Karakteristik ibu.
Usia wanita mempengaruhi risiko kehamilan, anak perempuan berusia 15 tahun atau kurang lebih rentan terhadap terjadinya pre-eklampsi (suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, proteinuria dan penimbunan cairan selama kehamilan) dan eklampsia, diatas usia 35 tahun, risiko memilki bayi dengan kelainan kromosom (sindrom down) semakin meningkat, seorang wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,45 meter, lebih mungkin memiliki panggul yang sempit, selain itu wanita tersebut juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi yang sangat kecil.
2)        Peristiwa pada kehamilan yang lalu.
Seorang wanita yang 3 kali berturut-turut mengalami keguguran pada trimester pertama, memiliki risiko sebesar 35% untuk mengalami keguguran lagi. Begitupula, dengan seseorang wanita yang pernah melahirkan bayi prematur, memiliki risiko yang lebih untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya. Seorang wanita yang pernah mengalami pre-eklampsia atau eklampsia, kemungkinan akan mengalaminya lagi pada kehamilan berikutnya, terutama jika diluar kehamilan menderita tekanan darah tinggi menahun.1
3)        Kelainan struktur.
Kelainan struktur pada organ reproduksi wanita (rahim ganda atau leher rahim yang lemah) biasa meningkatkan risiko terjadinya keguguran. Untuk mengetahui adanya kelainan struktur, biasa dilakukan dengan pembedahan diagnostik, USG atau rontgen.1
4)        Keadaan kesehatan
Keadaan kesehatan tertentu pada wanita hamil biasa membahayakan  ibu dan bayi yang di kandungnya. Keadaan kesehatan yang sangat penting adalah:
(1) Tekanan darah tinggi menahun
(2) Penyakit ginjal
(3) Diabetes
(4) Penyakit jantung yang berat
(5) Penyakit sel sabit
(6) Penyakit Tiroid
(7) Lupus
(8) Kelainan pembekuan darah.
(9) Riwayat keluarga.15
Riwayat adanya keterbelakangan mental atau penyakit keturunan lainnya dikeluarga ibu atau ayah menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya kelainan tersebut pada bayi yang dikandung, kecenderungan memiliki anak kembar juga sifatnya diturunkan.
2.  Faktor risiko selama kehamilan
1)  Obat-obatan atau infeksi.
Obat-obatan yang diketahui biasa menyebabkan cacat bawaan jika  diminum selama hamil adalah:
(1)     Alkohol
(2)     Phenitoin
(3)     Obat-obatan yang kerjanya melawan asam folat (triamteren atau trimethoprim)
(4)     Lithium
(5)     Streptomycin
(6)     Tetracyclin
(7)     Talidomide
(8)     Warfarin
2.  Keadaan kesehatan
Tekanan darah tinggi pada wanita hamil bisa disebabkan oleh kehamilan atau keadaan lain. Tekanan darah tinggi di akhir kehamilan bisa merupakan ancaman serius terhadap  ibu dan bayinya dan harus segera diobati jika seorang wanita pernah menderita infeksi kandung kemih, maka dilakukan pemeriksaan air kemih untuk mencegah pada awal kehamilan. Jika ditemukan bakteri segera diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi ginjal yang bisa menyebabkan persalinan prematur dan ketuban pecah sebelum waktunya.1
3.Komplikasi Kehamilan
1) Inkompatibilitas Rh.
Ibu dan janin yang dikandungnya bisa memiliki jenis darah yang tidak sesuai.Yang paling sering terjadi adalah Inkompatibilitas Rh. Yang  bisa menyebabkan penyakit hemolitik pada bayi yang baru lahir.
Penyakit hemolitik bisa terjadi jika ibu memiliki Rh-negatif, ayah memiliki Rh-positif,janin memiliki Rh-positif dan tubuh ibu membuat antibody untuk melawan darah janin. Jika seorang ibu hamil memiliki Rh-negatif, maka dilakukan pemeriksaan antibody terhadap janin setiap 2 bulan.1
2.   Pendarahan.
      Penyebab pendarahan paling sering pada trimester ketiga adalah:
1)   Kelainan letak plasenta
2)   Pelepasan plasenta sebelum  waktunya.
3)   Penyakit pada vagina atau leher rahim (infeksi)
3.   Kelainan pada cairan ketuban                 
Air ketuban yang terlalu banyak akan menyebabkan peregangan rahim dan menekan diafragma ibu.
4.   Persalinan prematur
 Persalinan prematur lebih mungkin terjadi pada keadaan berikut:
1)   Ibu memiliki kelainan struktur pada rahim atau leher rahim
2)   Pendarahan
3)   Stres fisik atau mental
4)   Kehamilan ganda
5)   Ibu pernah menjalani pembedahan rahim
5.  Kehamilan ganda
Kehamilan lebih dari 1 janin bisa menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya cacat bawaan dan kelainan pada saat persalinan.
6.   Kehamilan lewat waktu.
Pada kehamilan yang terus berlanjut sampai lebih dari 42 minggu, kemungkinan terjadinya kematian bayi adalah 3 kali lebih besar. 1
C. Cara menentukan kehamilan risiko tinggi.
            Menentukan pengelompokan Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), yaitu:  3
1.    Cara kriteria
1)        Primi muda
2)        Primi tua
3)        Primi tua sekunder
4)        Umur 35 tahun atau lebih
5)        Tinggi badan 145 cm atau kurang
6)        Grandemulti
7)        Riwayat persalinan SC
8)        Bekas seksio sesarea
9)        Pre-eklampsi
10)    Hamil serontinus
11)    Pendarahan antepartum
12)    Kelainan letak
13)    Kelainan medis
2.    Cara nilai (skor)
Bagi tenaga paramedik atau tenaga kesehatan lainnya, memang agak sulit menggolongkan kasus risiko tinggi  dengan cara kriteria, maka dibuatlah cara yang lebih praktis yaitu membuat daftar nilai yang dapat diisi oleh paramedis.3
D.   Bahaya yang timbul akibat ibu hamil dengan risiko tinggi
1.        Keguguran
2.        Bayi yang lahir prematur
3.        Berat badan bayi lahir rendah
4.        Bayi mati dalam kandungan
5.        Bayi dengan cacat bawaan
6.        Ibu mengalami pendarahan yang dapat  berakibat ibu meninggal dunia
7.        Ibu mengalami keracunan kehamilan
8.        Penyakit ibu menjadi lebih berat
9.        Persalina lama
10.    Kegawatan sehinggabayi harus dilahirkan dengan operasi caesar. 17
11.    Nilai apgar  < 6 pada menit pertama dan tetap berlangsung dalam waktu lebih dari setengah jam
12.    Bayi dengan gangguan pernapasan karena apnea, aspirasi air ketuban, aspirasi mekoneum
13.    Cacat bawaan yang memerlukan tindakan segera
14.    Bayi dengan kejang
15.    Bayi dengan berat badan kurang dari 1500 gram
16.    Bayi dengan kelainan jantung bawaan 16
E.  Pencegahan kehamilan risiko tinggi
            Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin kemudian dilakukan tindakan perbaikan, pencegahan kehamilan risiko tinggi yang dapat dilakukan adalah:
1.    Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur dirumah sakit paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan
2.    Dengan mendapatkan imunisasi TT 2 Kali.
3.    Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering
4.    Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi gizi seimbang.1


sumber:
1.        Rustam Mochtar. Sinopsis Obstetri  dan Operatif. EGC. 1998. Hal 202-203,204-206
2.    Abdul Bari Saifuddin. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan  Materinatal  Dan Neonatal.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. 2006  Jakarta.   Hal 89 - 98
3.        G. A. Mandriwati. Penuntut Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. EGC. 2007. Hal 3 
4.        Liz Kelly. Sembilan Bulan Kehamilan & Kelahiran. Arcan.1999. Hal 10-11 
5.        Ida Bagus Gde Manuaba. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.  Arcan.Jakarta 1999 Hal 73-92 
6.        Hanifa Wiknojosastro. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta. 2006. Hal 125,127,129,158 
7.        Ida Bagus Gde Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Kb Untuk Pendidikan Bidan. EGC.Jakarta. 1998. Hal.109, 120 
8.      Hellen Farrel. Perawatan Maternitas Edisi 2. EGC. Jakarta. 1999. Hal 41
9.    Abdul Bari Saifuddin. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan  Materinatal  Dan Neonatal.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.. Jakarta. 2002. Hal N-2
10.    Ida Bagus Gde  Manuaba. Gawat – Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri-Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. EGC.Jakarta.  2008. Hal  270-273
 11.     Arisman. Gizi Dalam Daur Kehidupan, Cetakan ke III , EGC, Jakarta2007

1 komentar:

  1. Terima kasih atas posting Anda yang luar biasa! Saya sangat menikmati membacanya. Anda mungkin seorang penulis hebat. Saya pasti akan sering berkunjung ke website anda. Saya berterima kasih jika anda meluangkan waktu untuk berkunjung ke website saya. klik dibawah ini

    penyakit gonore | penyebab herpes

    cara mencegah herpes | bahaya herpes kelamin

    BalasHapus